Senin, 30 Desember 2019

1.001 KISAH DIBALIK HUJAN

  
Bulan Desember,identik dengan turun hujan.Begitu pagi menyapa,rinai pun tak mau kalah,datang menghampiri.Jangankan kita,Matahari pun malu-malu untuk bertandang.Pagi yang biasanya penuh kehangatan,kini menggigil kedinginan,berselimut kabut.
Di bulan Desember,biasanya ibu-ibu nih yang paling "Baper",sebab merekalah yang ada di Garda depan,dengan gagah berani,sendirian menghadapi apa pun ,skenario yang akan dimainkan oleh pangeran atau ratu kecilnya itu.
         Dibalik rintik itu,tercipta 1.001 kisah,ada yang tertulis dibalik selimut tebal,dibawah payung yang berwarna-warni,dan ada juga kisah yang singgah dalam segelas kopi pahit.Hujan memang penuh dengan romantika.
        Berikut adalah 1.001 kisah dibalik hujan,yang menceritakan kisah klasik dunia anak.
1.Susah Bangun pagi
      Bangun pagi adalah sesuatu yang menyebalkan bagi sebagian  anak,jangankan dimusim hujan,di musim kemarau saja,mereka susah untuk bangun,selalu saja ada drama diserap pagi menjelang,beribu alasan melankolis mengemuka,"Masih pagi Mamah","Masih ngantuk Mamah",dan beribu alasan yang lain,yang menguji kesabaran Sang Bunda.Di musim penghujan,tambah lagi alasannya,"Diluar kan hujan Mamah...!",atau,"Mandinya dingin Mah!",dan beribu alasan yang lainnya.
Beribu satu cara dicari oleh Sang Bunda,agar anaknya dengan penuh kesadaran segera bangun pagi,segera mandi,dan sarapan pagi,setelah itu pergi kesekolah,menjalankan kewajibannya,untuk menuntut ilmu,bersama teman-temannya.Jika semua itu sudah terjadi,legalah hati Sayang Mamah.
2.Merengek minta diantar   kesekolah.
Jangan mengira,bahwa ketika pangeran dan  ratu kecil kita sudah bangun pagi dan sarapan pagi,dramanya "The end",itu salah besar,karena kenyataannya dramanya masih "To be continued",masih bersambung ke seri berikutnya.Karena begitu adegan sarapan pagi selesai,eh...malah merengek minta diantar.Mungkin bagi sebagian anak,sekolahnya tidak diantar,karena sudah terbiasa atau pun jaraknya dekat dari rumah,tapi bagi sebagian anak,hujan itu bisa dijadikan sebagai babak baru untuk merengek minta diantar.Kalau dramanya sudah begitu,mau tidak mau,Sang Bunda kelimpungan nyari jas hujan atau payung,nyari ojek atau jalan kaki,nyari angkot atau order OJOL.
3.Lagi-lagi merengek minta  ditungguin disekolahannya.  
Tepok jidat,nih si Emak!Dijalan lancar dan selamat sampai sekolah,begitu Emaknya pamit pulang,dramanya nyambung lagi,memang tidak ada matinya nih alasan sikecil.
Lagi-lagi kesabaran Sang Mamah di uji,dengan senang hati,duduk manis diluar  kelassang anak,sambil berharap,semoga sang anak pujaan hatinya mengikhlaskan ibunya pulang,karena dirumah,tumpukan cucian menantinya.
Itulah sebagian kisah,dari 1.001 kisah,yang mungkin dialami oleh sebagian besar orangtua yang memiliki pangeran dan ratu kecil ,yang masih sekolah dikelas rendah.
4.Tidak mau sekolah
Drama kisah dibalik hujan,dari nomor 1-3 itu masih mending,yang ini nih...yang agak ekstrim,anak tidak mau pergi kesekolah,dengan alasan utamanya adalah hujan.
Disuruh bangun,tidak mau,disuruh mandi apalagi, dingin katanya.
Kalau sudah demikian,beribu metode sampai jurus pamungkas,dikeluarin oleh semua fihak,ya ibunya,ya bapaknya,bahkan sampai kakek dan neneknya pun turun tangan membantu,walau pun pada endingnya,sang anak tetap tidak bergeming sedikit pun dari balik selimutnya.Semua pasrah,kalau sudah begitu.
Terima kasih telah mampir di blog kami,semoga bermanfaat.
Salam Blogger!



Kamis, 31 Oktober 2019

INI AKSI KAMI,BUKAN CARI SENSASI,SALAM LITERASI!



Ini bukan cerita fiksi yang hanya sekedar cari sensasi untuk meraup simpati,bukan juga cerita rekaan yang berharap banyak mendapat dukungan simpatisan,ini cerita nyata kami para penggerak literasi yang benar-benar telah  kami buat mimpi ini menjadi sebuah aksi nyata, dalam menebarkan virus literasi dan memancarkan aura yang bukan hanya sekedar membiasakan diri kami untuk sekedar membaca,akan tetapi kami ingin,gerakan literasi kami melangkah lebih jauh lagi,mau tahu melangkah jauhnya komunitas kami seperti apa dan kemana,programnya seperti apa,dan bagaimana hasil pencapaian kami,hingga bisa kami ceritakan kembali seperti ini,dengan harapan,mudah-mudahan sedikit menginsfirasi,lalu membuat aksi seperti yang kami lakukan,dan memperoleh manfaat yang lebih baik dari yang telah kami dapatkan,selamat menyimak!
Kami adalah sebuah Komunitas di sebuah Sekolah Dasar Negeri 1 Ciraja,UPT Pendidikan SD dan PAUDNI Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat,dan...nama Komunitas kami adalah Komunitas Literasi Ciraja Hiji atau kami singkat dengan sebutan KALECI.
Mimpi ini berawal ketika kami membiasakan diri untuk membaca selama 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai sebagaimana yang diamanahkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sejak 2014,setelah sekian lama hal itu kami lakukan,akhirnya tercetuslah sebuah ide dan gagasan pada sekitar bulan Juni 2019,untuk membuat sebuah komunitas literasi sebagai pengejawantahan dari Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS),maka lahirlah Komunitas Literasi Ciraja Hiji atau KALECI pada awal tahun pelajaran 2019-2020,dengan mendapat dukungan penuh dari pimpinan sekolah dan para peserta didik serta guru-guru.
Adapun program dari Komunitas kami adalah sebagai berikut:

1.    MABAR atau Maca Bareng
MABAR adalah singkatan dari Maca Bareng,maca (Bahasa Sunda) adalah Membaca jika dalam Bahasa Nasional kita,jadi Maca Bareng adalah kegiatan membaca buku bersama-sama,dalam hal ini ada 2 kegiatan dalam pelaksanaannya,yaitu:
  1. Membaca selama 15 menit sebelum KBM dikelas,dilaksanakan dikelas masing-masing,diikuti oleh guru kelas dan peserta didik dikelas yang bersangkutan,dari kelas 1-6.
  2. Membaca selama 15 menit di Komunitas,dilaksanakan setiap hari sabtu diluar kelas secara klasikal yang diikuti oleh Bapak dan Ibu guru dan Tenaga Kependidikan lainnya yang ada disekolah jga peserta didik kelas 4-6.

2.    LEBAR atau Latihan Review Bareng
Yang dimaksud dengan program LEBAR atau Latihan Review Bareng adalah peserta didik mereview atau mengulas buku yang baru saja dibacanya dengan bahasanya sendiri disampaikan secara lisan maupun tulisan,dan disampaikan didepan kelas maupun didepan anggota komunitasnya secara bergiliran selama 15 menit kedua,badi peserta didik maupun anggota komunitas yang belum kegiliran menyampaikan hasil reviewnya,diberi kesempatan pada pertemuan berikutnya.

3.    NUBAR atau Nulis Bareng
Nah...ini aksi kami setelah melakukan pembiasaan membaca selama 15 menit yaitu NUBAR atau Nulis Bareng,dilaksanakan di Komunitas bukan dikelas,anggota komunitas beserta Bapak dan Ibu Guru melakukan kegiatan menulis bareng atau menulis secara bersama-sama selama 30 menit,yang kami tulis pada tahap pertama ini adalah puisi dengan tema “Guru Bak Pelita Penerang Dalam Gulita”,sebagaimana yang tertulis pada program Komunitas kami.
Waktu pelaksanaan Nulis Bareng berada dijenjang waktu antara bulan Juli-Agustus 2019,selama rentang di 2 bulan tersebut,peserta didik belajar dan mendapat bimbingan dari Bapak dan Ibu guru untuk menulis puisi dengan baik dan benar,kemudian diakhir bulan Agustus naskah puisi hasil karya mereka dikumpulkan.
Memasuki awal bulan Oktober,selama kurang lebih 2 minggu,naskah dari anggota Komunitas dan para guru,kemudian disusun oleh Koordinator Komunitas hingga tahap Proofreading,dan awal minggu ketiga di bulan Oktober,naskah kami kirim ke pihak penerbit.

4.    BUBAR atau Bikin Buku Bareng
Tahap terakhir dari rangkaian kegiatan komunitas kami adalah program BUBAR atau Bikin Buku Bareng,naskah yang kami buat buku adalah naskah puisi yang kami buat dalam program Nulis Bareng tersebut diatas,yang kami masukan ke penerbit pada minggu kedua bulan Oktober.
Dan...dengan penuh suka cita,buku yang kami masukan ke penerbit,kini telah ditangan kami,mimpi yang kami idamkan kini telah menjelma menjadi sebuah kenyataan,hari ini,kami sudah bisa membaca karya kami sendiri,sebagaimana yang selalu kami gembar-gemborkan kepada anggota komunitas,bahwa hari ini kita membaca buku karya orang,besok hari buku kita dibaca oleh orang lain,dan...itu semua sudah terjadi kini.
Terimakasih untuk semua anggota komunitas,terimakasih untuk bapak dan ibu guru kami yang telah membimbing kami dengan tanpa pamrih,jasamu tiada tara,engkau bak pelita penerang dalam gulita.
Salam Literasi!

Senin, 28 Januari 2019

BUKAN KENANGAN BIASA


Semua kegiatan edukatif, sering dilakukan oleh seorang guru sejak dulu, baik secara terencana dan terprogram maupun tidak ada rencana dan program, namun terbiasa dilakukan, idealnya memang harus terencana dan terprogram untuk saat ini, namun yang saya bicarakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru-guru kita dahulu di zamannya,sekitar era 80-an walaupun tidak menutup kemungkinan diperiodenya beliau-beliau dahulu, ada juga kegiatan-kegiatan yang ada buku programnya, mereka buat secara sederhana dengan tulisan tangan mereka, belum lahir istilah Pembiasaan, namun kegiatannya telah berjalan sejak dulu, mari kita rewind masa lalu kita:
  1. Kita reuni kemasa kita berseragam Putih Merah, bertelanjang kaki tanpa balutan kaus kaki apalagi sepatu, namun dengan semangat menggebu, jalan kaki pergi sekolah tanpa uang jajan sepeserpun, sesampainya disekolah bapak dan ibu guru kita, telah menunggu dengan peluh bercucuran sehabis berjalan kaki dari rumahnya kesekolah, menyambut kita dengan senyum dan napas terengah-engah karena capeknya belum reda, menyalami kita satu persatu, bukankah di zamannya belum ada istilah pendidikan karakter, tapi mereka mendidik kita supaya jadi anak yang penuh karakter, menghormati yang lebih tua, sayang sama guru dan orangtua. 
  2. Selesai bersalaman, peserta didik masuk kelas, yang mempunyai tugas piket, dengan sigap mengambil peralatan kebersihan kelas, ada yang memegang sapu, baik sapu lidi maupun sapu ijuk, ada yang mengelap kaca, menyapu halaman, ngepel lantai, semua berjalan sistematis, tidak ada teriak bapak ibu guru yang memerintahkan untuk semua itu, semua berjalan dengan naluri sang siswa, yang sadar akan tugas dan kewajibannya. 
  3. Begitu bell berbunyi (itu istilah sekarang), dulu itu sebagai tanda masuk kelas, yang berbunyi bukan bell otomatis maupun bell digital yang sudah diprogram secara Komputerisasi, akan tetapi hanya bunyi sebuah gantungan sebongkah besi, yang tergantung dipojokan kantor ruang guru, dan ketika dipukul oleh penjaga sekolah bunyinya "Treng-treng", namun fungsinya dari dulu sampai sekarang sama yaitu menyuruh seluruh peserta didik masuk kelas, dan...ajaib memang, tidak perlu berteriak menghabiskan energy seluruh peserta didik berbaris rapi didepan kelas masing-masing, bapak ibu guru kita dulu tidak pernah membiarkan mereka (Peserta didik), berbaris otomatis dan masuk kelas otomatis, akan tetapi melewati pos pemeriksaan dulu (Maaf memakai istilah itu), Bapak dan ibu guru kita, telah stam bye disamping KM kelas yang gagah berani, berkat suara lantang sang KM, anak-anak berbaris rapi, tibalah giliran bapak ibu guru kita, memeriksa kerapihan pakaian, kebersihan tangan dan gigi juga rambut, dengan telaten diperiksa satu persatu,peserta didik yang lolos pemeriksaan, melenggang dengan ceria masuk kelas, dan buat yang tidak lolos, misalnya nya kukunya panjang, bapak ibu guru kita memotongnya dengan alat yang telah dibawanya sendiri dari rumah, dengan sentuhan penuh sayang, kuku dang murid dipotong dengan lembut, indah bukan, kenangan yang bukan kenangan biasa, begitu membekas sampai sekarang. 
  4. Sesampainya didalam kelas, lantunan doa untuk memulai belajar terdengar berkumandang, ucapan salam menjawab ucapan salam bapak atau ibu guru, bersahutan dari kelas yang satu ke kelas yang lain, seperti estafet kata yang indah untuk didengar, mematri karakter religiusitas dihati para murid, membiasakan selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas KBM atau kegiatan lainnya. 
  5. Doeloe, di zamannya, belum terdengar kata "ice breaking", akan tetapi bapak ibu guru kita telah melakukan hal yang mirip-mirip dengan istilah tersebut, mereka memberi kita kata -kata ,nyanyian, ataupun permainan penyemangat belajar, saya masih ingat, dulu bapak ibu guru saya pernah membuat sebuah permainan sebelum KBM menggunakan permainan tradisional yang syairnya mereka modifikasi, disesuaikan dengan momennya,terasa sekali, inovasi yang mereka lakukan, dapat mendongkrak gairah belajar kami saat itu. 
  6. Kegiatan yang akan saya bahas ini, tidak pernah pudar dari ingatan saya, doeloe, kami belum mengenal istilah " Alam Tak ambang jadi guru","Belajar diluar ruangan",atau istilah lainya,setiap hari saptu, selesai KBM dikelas, setiap memasuki waktu istirahat, kami digiring keluar, seringnya kami dibawa ke pinggir sungai, sepanjang jalan yang kami lewati, ada sawah yang menghampar hijau, nun jauh disana terlihat gunung gagah menjulang, perkampungan pun kami lewati, dengan beragam kehidupan sosial yang kami temui, ada juga kami sesekali bertemu dengan bapak dan ibu tani, yang memanggul hasil panennya, bapak ibu tani yang sedang mengolah sawahnya, melihat capung dan serangga lainnya, sesudah itu sampailah kami ditempat yang dituju, se buah sungai yang airnya mengalir tenang, terdapat ribuan batu sungai yang hitam mengkilap terpapar sinar matahari, kami duduk dengan kaki menjuntai diatas muka air, tak henti kugerak-gerakan kaki kami sehingga suaranya membentuk sebuah irama, setelah itu, kami lanjutkan dengan membuka bekal masing-masing duduk berjejer di pematang sawah dan pinggiran sungai, bekal kami memang tidak istimewa, yang istimewa adalah rasa kebersamaan, rasa ingin berbagi dan memberi, tidak ada kata pelit dalam kamus kami, selesai makan kami lepas penat dengan berenang dan main air, tentu saja semua kegiatan itu berada dalam pengawasan bapak dan ibu guru kami, sudah bosan dan hilang rasa penat, kami pun pulang, dengan tidak lupa membawa batu kali sesuai kemampuan, tidak ada raut muka cemberut, semua sukarela melaksanakan tugas tersebut. Kini, setelah kurang lebih 2 Dasa warsa, manakala saya telah bertugas melanjutkan estafet dibidang dunia pendidikan, melanjutkan cita-cita guru kami, baru kusadari, bahwa apa yang dulu bapak dan ibu guru kami lakukan, mereka sedang mengajari kami tentang apa yang sekarang disebut pendidikan karakter, dan apa yang sekarang dinamakan Pembiasaan,juga beliau mengajari kami, bahwa alam tak ambang bisa bagi guru,bahwa belajar bukan hanya didalam kelas akan tetapi belajar bisa diruangan kelas atau outdoor learning,dari yang mereka ajarkan banyak hal yang dapat dipelajari secara langsung: 
  • Kami dapat belajar dan mencintai alam
  • Kami dapat belajar mengenal dan memahami alam sekitar
  • Kami dapat belajar etika dan sopan santun ketika bertemu dengan lingkungan sosial yang kami lewati
  • Kami dapat belajar berbagi, saling menghargai, saling membantu dan saling menghormati
  • Kami dapat belajar mengenal ekosistem sawah, kebun dan sungai
  • Kami dapat mengenal berbagai profesi
  • Kami dapat mengenal cara bercocok tanam
  • Kami dapat mengetahui cara pengangkutan hasil panen
  • Dan banyak hal lain yang dapat kami pelajari
Subhanallah...memang Bukan Kenangan Biasa, tapi sebuah kenangan yang menginspirasi, sebuah kenangan yang sarat makna, semoga engkau yang telah mendahului kami (guruku), ada dalam Surga-Nya Allah, ilmu yang telah berikan, kini ku manfaatkan juga untuk meneruskan cita-citamu untuk "mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik "
Terimakasih, semoga bermanfaat! 

Selasa, 01 Januari 2019

#2019GantiMindset


  • Apa itu "Mindset"
Pergantian tahun sudah dipenghujung mata,dalam hitungan jam saat itu akan tiba, tahun 2018 bergulir ketahun 2019,dan...perguliran itulah, yang oleh kita dibilang tidak terasa, perasaan baru kemarin kita memasuki awal tahun 20..tiba-tiba sekarang kita telah memasuki awal 2019,itulah sebagian penilaian sebagian kita tentang perguliran tahun ini. 
Lalu, pertanyaan berikutnya yang biasa mengikuti pergantian tahun, biasanya orang atau teman kita akan bertanya, "apa resolusi anda ditahun 2019? ", atau bisa saja dengan pertanyaan lainnya, namun yang familiar dan dominan ditanyakan biasanya mengenai resolusi tersebut. 
Dan,sebagai jawaban atas pertanyaan diatas, jawaban saya adalah #2019GantiMindset.
Apa itu Mindset? Kira-kira seperti itu pertanyaan yang akan timbul ketika kita menjawab seperti itu, kalau begitu mari kita cari tahu jawabannya. 
Jawaban pertama kali yang ada dibenak kita tentang Mindset ini adalah :
  1. Pola pikir
  2. Kerangka berpikir,atau
  3. Kebiasaan berpikir
  • Membangun "Mindset"
Bisakah sebuah Mindset dibangun? Jawabannya tentu bisa, yang penting punya niat dan keinginan untuk membangunnya.
Mari kita analogikan dengan sebuah contoh yang konkret:
Seorang anak tiap hari menonton sebuah tayangan film anak yang disukainya, tiap hari itu dia lakukan, tanpa ada waktu terlewat, sehingga detil demi detil film tersebut dia tahu, sekarang mari kira perhatikan kesehariannya,ada yang bertingkah seolah dia seorang penyanyi, lenggak lenggok bak seorang penyanyi beken sambil bernyanyi kesana kemari, atau seorang anak bak seorang jagoan, tangannya jedar jedor seolah dia sedang memegang sebuah senapan, dan masih banyak pola tingkah lucu lainnya yang terkadang membuat gemes yang melihat ataupun membuat khawatir. 
Dari ilustrasi diatas, Jangan-jangan mindset mereka itu terbangun oleh apa yang mereka lihat dan tonton, pola pikir mereka terbentuk seolah mereka ingin seperti apa yang dia lihat dan tonton, oleh karena itu kewajiban orang dewasa atau anggota keluarga yang lain untuk membimbing apa yang anak tonton dan apa yang sang anak lihat, karena apa yang sering mereka tonton, mereka lihat dan mereka amati akan membangun Mindset sang anak tersebut,nah...agar Mindset yang terbangun adalah Mindset yang positif untuk tumbuh kembang anak, bimbing anak kita ketika menonton sebuah tayangan, agar mindset anak kita tidak terkontaminasi dengan mindset yang negatif.
Begitupun dengan yang mereka baca, karena apa yang mereka bacapun akan membangun pola pikir sang anak
Kemudian perhatikan juga cara bersosialisasi sang anak, dengan siapa bergaul, temannya siapa, lingkungannya bagaimana, dan sebagainya, karena ketika anak kita atau bahkan kita sendiri salah bergaul dan bersosialisasi, maka mindset kita pun akan terbentuk negatif.

  • #2019GantiMindset
Setelah mengetahui apa itu mindset serta bagaimana membangun sebuah Mindset, mari kita analisis mindset kita di 2018,sebagai acuan apakah Mindset kita di 2018 itu kita lanjutkan di 2019 atau kita ganti di 2019 ini, setelah dianalisis lalu kita rekapitulasi agar kita mengetahui poin per poinnya, setelah itu mari kita kelompokkan kedalam dua kelompok, apakah dimasukan kedalam kelompok yang perlu diganti (Mindset negatif) atau kedalam kelompok yang tidak perlu diganti (mindset positif) di 2019.
Apa sajakah itu, mari kita bahas satu persatu:

1.Berpikir negatif diganti dengan selalu berpikir positif
Mungkin kita sering mendengar tutur kata berikut: 
  • "Aku ini sudah tua, gak bisa apa-apa, silahkan saja yang muda-muda ", atau
  • " Gak apa-apa lah aku gaptek, pantas sudah tua kok", atau
  • "Mana mungkin aku bisa seperti itu! ", dan seterusnya. 
Orang yang selalu berpikiran negatif, selalu berprasangka buruk, baik terhadap orang lain bahkan terhadap dirinya sendiri pun demikian, dalam hatinya selalu berkata, " Saya tidak mungkin mampu, saya tidak mungkin bisa, mustahil saya bisa mengerjakannya,dan perasaan-perasaan negatif lainnya. 
Mari, di 2019 ini, mindset negatif tersebut yaitu selalu berpikiran negatif, baik terhadap orang lain, terlebih terhadap diri kita sendiri, kita ganti dengan selalu berpikiran positif. 
Orang yang selalu berpikiran positif adalah salah satu kriteria untuk hidup lebih sukses, mereka sukses, karena mereka selalu berpengharapan baik, bukankah ucapan baik itu doa, begitupun dengan harapan baik, inshaAllah itu juga menjadi doa, yang akan memotivasi dan merubah mindset negatif menjadi sebuah mindset positif, yang akan mengubah kata "saya tidak mampu menjadi saya mampu! ", " Saya tidak mungkin bisa menjadi saya bisa! ", " Mustahil saya bisa mengerjakannya menjadi InshaAllah saya bisa! "

2.Takut gagal diganti dengan berani gagal
Orang yang paranoid dengan kata takut gagal, biasanya akan selalu takut jatuh sebelum melangkah, takut rugi sebelum memulai dagang, saking trauma nya, mereka yang takut gagal, tidak akan pernah berani mencoba. 
Orang yang  sukses atau berhasil pasti pernah mengalami kegagalan, tapi saat gagal tiba, mereka tidak lantas jadi kecut nyalinya melainkan semakin berani menghadapinya, karena dengan berani gagal, anda akan berani mencoba, anda akan berani memulai, anda akan selalu waspada dan penuh perhitungan melangkah.
 3.Tidak fokus diganti dengan selalu fokus
Kekuatan dari kata FOKUS begitu luar biasa, si Fokus adalah  motivator ulung yang gagah berani menghadapi semua kendala, baik kendala yang dihadapi saat bekerja, saat berkendara, maupun saat-saat darurat lainnya, datanglah pahlawan tak bertopeng dari dalam diri kita, dialah si Fokus. 
Contoh kecil,semua orang pasti pernah dikejar-kejar deadline sebuah laporan, dagdigdugder nya bukan main itu hati, minta tolong sama siapa, minta bantuan sama siapa, toh... sama-sama sibuknya, ahirnya hati kita berbisik, "Fokus, Fokus, Fokus", seolah tersihir dengan kata itu, mulailah diri kita bekerja, mengabaikan semua hal yang dianggap tidak berguna saat itu, tujuannya hanya satu, pekerjaan ini harus selesai tepat waktu, ngantuk pun tidak dituruti nya, terus dan terus bekerja, sampai akhirnya pekerjaan itu selesai, plong... rasanya beban berat ini menjadi ringan. 
Jadi, mari introspeksi dan refleksi diri kita, jika selama ini tidak fokus, kita ganti dengan kata FOKUS agar semangat kita menjadi Powerfull. 
Selanjutnya adalah:
4.Malas bekerja diganti dengan rajin bekerja
5.Tidak sabaran diganti dengan selalu sabar
6.Pesimis diganti dengan selalu optimis
7.Kurang percaya diri diganti dengan lebih percaya diri
8.Pemarah diganti dengan Penyayang
9.Bohong diganti dengan jujur
10.kurang peduli diganti dengan sangat peduli

Demikian, Mudah-mudahan bermanfaat, kurang lebihnya mohon maaf.
"Mindset andalah yang akan membawa anda untuk  mencapai tujuan serta mewujudkan semua impian anda"