Semua kegiatan edukatif, sering dilakukan oleh seorang guru sejak dulu, baik secara terencana dan terprogram maupun tidak ada rencana dan program, namun terbiasa dilakukan, idealnya memang harus terencana dan terprogram untuk saat ini, namun yang saya bicarakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru-guru kita dahulu di zamannya,sekitar era 80-an walaupun tidak menutup kemungkinan diperiodenya beliau-beliau dahulu, ada juga kegiatan-kegiatan yang ada buku programnya, mereka buat secara sederhana dengan tulisan tangan mereka, belum lahir istilah Pembiasaan, namun kegiatannya telah berjalan sejak dulu, mari kita rewind masa lalu kita:
- Kita reuni kemasa kita berseragam Putih Merah, bertelanjang kaki tanpa balutan kaus kaki apalagi sepatu, namun dengan semangat menggebu, jalan kaki pergi sekolah tanpa uang jajan sepeserpun, sesampainya disekolah bapak dan ibu guru kita, telah menunggu dengan peluh bercucuran sehabis berjalan kaki dari rumahnya kesekolah, menyambut kita dengan senyum dan napas terengah-engah karena capeknya belum reda, menyalami kita satu persatu, bukankah di zamannya belum ada istilah pendidikan karakter, tapi mereka mendidik kita supaya jadi anak yang penuh karakter, menghormati yang lebih tua, sayang sama guru dan orangtua.
- Selesai bersalaman, peserta didik masuk kelas, yang mempunyai tugas piket, dengan sigap mengambil peralatan kebersihan kelas, ada yang memegang sapu, baik sapu lidi maupun sapu ijuk, ada yang mengelap kaca, menyapu halaman, ngepel lantai, semua berjalan sistematis, tidak ada teriak bapak ibu guru yang memerintahkan untuk semua itu, semua berjalan dengan naluri sang siswa, yang sadar akan tugas dan kewajibannya.
- Begitu bell berbunyi (itu istilah sekarang), dulu itu sebagai tanda masuk kelas, yang berbunyi bukan bell otomatis maupun bell digital yang sudah diprogram secara Komputerisasi, akan tetapi hanya bunyi sebuah gantungan sebongkah besi, yang tergantung dipojokan kantor ruang guru, dan ketika dipukul oleh penjaga sekolah bunyinya "Treng-treng", namun fungsinya dari dulu sampai sekarang sama yaitu menyuruh seluruh peserta didik masuk kelas, dan...ajaib memang, tidak perlu berteriak menghabiskan energy seluruh peserta didik berbaris rapi didepan kelas masing-masing, bapak ibu guru kita dulu tidak pernah membiarkan mereka (Peserta didik), berbaris otomatis dan masuk kelas otomatis, akan tetapi melewati pos pemeriksaan dulu (Maaf memakai istilah itu), Bapak dan ibu guru kita, telah stam bye disamping KM kelas yang gagah berani, berkat suara lantang sang KM, anak-anak berbaris rapi, tibalah giliran bapak ibu guru kita, memeriksa kerapihan pakaian, kebersihan tangan dan gigi juga rambut, dengan telaten diperiksa satu persatu,peserta didik yang lolos pemeriksaan, melenggang dengan ceria masuk kelas, dan buat yang tidak lolos, misalnya nya kukunya panjang, bapak ibu guru kita memotongnya dengan alat yang telah dibawanya sendiri dari rumah, dengan sentuhan penuh sayang, kuku dang murid dipotong dengan lembut, indah bukan, kenangan yang bukan kenangan biasa, begitu membekas sampai sekarang.
- Sesampainya didalam kelas, lantunan doa untuk memulai belajar terdengar berkumandang, ucapan salam menjawab ucapan salam bapak atau ibu guru, bersahutan dari kelas yang satu ke kelas yang lain, seperti estafet kata yang indah untuk didengar, mematri karakter religiusitas dihati para murid, membiasakan selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas KBM atau kegiatan lainnya.
- Doeloe, di zamannya, belum terdengar kata "ice breaking", akan tetapi bapak ibu guru kita telah melakukan hal yang mirip-mirip dengan istilah tersebut, mereka memberi kita kata -kata ,nyanyian, ataupun permainan penyemangat belajar, saya masih ingat, dulu bapak ibu guru saya pernah membuat sebuah permainan sebelum KBM menggunakan permainan tradisional yang syairnya mereka modifikasi, disesuaikan dengan momennya,terasa sekali, inovasi yang mereka lakukan, dapat mendongkrak gairah belajar kami saat itu.
- Kegiatan yang akan saya bahas ini, tidak pernah pudar dari ingatan saya, doeloe, kami belum mengenal istilah " Alam Tak ambang jadi guru","Belajar diluar ruangan",atau istilah lainya,setiap hari saptu, selesai KBM dikelas, setiap memasuki waktu istirahat, kami digiring keluar, seringnya kami dibawa ke pinggir sungai, sepanjang jalan yang kami lewati, ada sawah yang menghampar hijau, nun jauh disana terlihat gunung gagah menjulang, perkampungan pun kami lewati, dengan beragam kehidupan sosial yang kami temui, ada juga kami sesekali bertemu dengan bapak dan ibu tani, yang memanggul hasil panennya, bapak ibu tani yang sedang mengolah sawahnya, melihat capung dan serangga lainnya, sesudah itu sampailah kami ditempat yang dituju, se buah sungai yang airnya mengalir tenang, terdapat ribuan batu sungai yang hitam mengkilap terpapar sinar matahari, kami duduk dengan kaki menjuntai diatas muka air, tak henti kugerak-gerakan kaki kami sehingga suaranya membentuk sebuah irama, setelah itu, kami lanjutkan dengan membuka bekal masing-masing duduk berjejer di pematang sawah dan pinggiran sungai, bekal kami memang tidak istimewa, yang istimewa adalah rasa kebersamaan, rasa ingin berbagi dan memberi, tidak ada kata pelit dalam kamus kami, selesai makan kami lepas penat dengan berenang dan main air, tentu saja semua kegiatan itu berada dalam pengawasan bapak dan ibu guru kami, sudah bosan dan hilang rasa penat, kami pun pulang, dengan tidak lupa membawa batu kali sesuai kemampuan, tidak ada raut muka cemberut, semua sukarela melaksanakan tugas tersebut. Kini, setelah kurang lebih 2 Dasa warsa, manakala saya telah bertugas melanjutkan estafet dibidang dunia pendidikan, melanjutkan cita-cita guru kami, baru kusadari, bahwa apa yang dulu bapak dan ibu guru kami lakukan, mereka sedang mengajari kami tentang apa yang sekarang disebut pendidikan karakter, dan apa yang sekarang dinamakan Pembiasaan,juga beliau mengajari kami, bahwa alam tak ambang bisa bagi guru,bahwa belajar bukan hanya didalam kelas akan tetapi belajar bisa diruangan kelas atau outdoor learning,dari yang mereka ajarkan banyak hal yang dapat dipelajari secara langsung:
- Kami dapat belajar dan mencintai alam
- Kami dapat belajar mengenal dan memahami alam sekitar
- Kami dapat belajar etika dan sopan santun ketika bertemu dengan lingkungan sosial yang kami lewati
- Kami dapat belajar berbagi, saling menghargai, saling membantu dan saling menghormati
- Kami dapat belajar mengenal ekosistem sawah, kebun dan sungai
- Kami dapat mengenal berbagai profesi
- Kami dapat mengenal cara bercocok tanam
- Kami dapat mengetahui cara pengangkutan hasil panen
- Dan banyak hal lain yang dapat kami pelajari
Subhanallah...memang Bukan Kenangan Biasa, tapi sebuah kenangan yang menginspirasi, sebuah kenangan yang sarat makna, semoga engkau yang telah mendahului kami (guruku), ada dalam Surga-Nya Allah, ilmu yang telah berikan, kini ku manfaatkan juga untuk meneruskan cita-citamu untuk "mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik "
Terimakasih, semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar