Tampilkan postingan dengan label Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 20 Mei 2023

 


Peran Teknologi dalam Mendukung Merdeka Belajar

1.    Pendahuluan tentang Konsep Merdeka Belajar

A.Pengertian Merdeka Belajar

Merdeka belajar adalah konsep pendidikan yang memungkinkan siswa untuk memilih sendiri metode, materi, dan lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Konsep ini dirancang untuk memberikan kebebasan pada siswa dalam menentukan jalur belajarnya sendiri.

B.Konsep dan Tujuan Merdeka Belajar

Tujuan utama dari merdeka belajar adalah untuk memotivasi dan memungkinkan siswa untuk lebih aktif terlibat dalam proses belajar mereka sendiri. Merdeka belajar juga bertujuan untuk menciptakan proses belajar yang lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa sehingga mereka dapat memaksimalkan potensi belajar mereka.

2.    Transformasi Teknologi dalam Pendidikan

A.    Teknologi dan Pendidikan pada Era Digital

Seiring dengan kemajuan teknologi, dunia pendidikan mengalami transformasi yang signifikan. Teknologi telah mengubah cara kita belajar, yang telah membuka banyak kesempatan baru bagi siswa dan guru. Semua proses pembelajaran dan pengajaran dapat dilakukan secara online, yang membuka jalan bagi pendidikan tanpa batas dan membawa pembelajaran ke dalam kehidupan siswa.

B.     Dampak Perkembangan Teknologi terhadap Dunia Pendidikan

Perkembangan teknologi telah membawa banyak manfaat bagi dunia pendidikan, seperti memudahkan akses ke sumber daya pendidikan, meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar-mengajar, dan memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menarik. Selain itu, teknologi juga membawa perubahan dalam cara kita mengevaluasi dan memonitor perkembangan siswa.

3.    Peran Teknologi dalam Meningkatkan Akses dan Keterjangkauan Pendidikan

A.    Teknologi sebagai Solusi untuk Meningkatkan Akses Pendidikan

Dengan teknologi, siswa dapat mengakses sumber daya pendidikan tanpa batas dari mana saja dan kapan saja. Teknologi juga memungkinkan siswa yang tinggal di daerah terpencil atau kurang berkembang untuk mendapatkan akses ke pendidikan berkualitas. Selain itu, teknologi juga memungkinkan siswa dewasa yang bekerja untuk mengakses pendidikan tanpa harus meninggalkan pekerjaan mereka.

 B.     Teknologi dan Pendidikan Tanpa Batas

Teknologi telah membawa perubahan dalam cara kita memahami pendidikan. Sekarang, kita dapat memperoleh gelar atau sertifikasi dari perguruan tinggi yang berbeda di seluruh dunia tanpa harus pergi ke kampus. Teknologi juga membawa pendidikan kepada orang-orang dari latar belakang yang berbeda dan memberikan peluang yang sama untuk semua orang.

4.    Pengaplikasian Teknologi dalam Meningkatkan Interaksi dan pemecahan Siswa

A.    E-learning sebagai Bentuk Inovasi Pendidikan

E-learning adalah salah satu bentuk inovasi dalam pendidikan yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menarik. Dengan e-learning, siswa dapat mengakses materi belajar yang dilengkapi dengan multimedia, diskusi online, dan berbagai aktivitas yang menarik dan interaktif.

B.     Teknologi untuk meningkatkan motivasi dan Motivasi Siswa

Teknologi juga dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa. Misalnya, dengan menggunakan teknologi dalam bentuk pembelajaran berbasis game, siswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan dan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih interaktif. Teknologi juga memungkinkan guru membuat kurikulum yang lebih menarik dan relevan bagi siswa.

5.    Teknologi sebagai Alat Evaluasi dan Pemantauan Pembelajaran

A.    Peran Teknologi dalam Evaluasi Pendidikan

Teknologi memiliki peran penting dalam evaluasi pendidikan. Dengan teknologi, proses evaluasi dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat, dan terukur. Penilaian dapat dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi khusus sehingga dapat mengurangi kesalahan penilaian dan meningkatkan efisiensi proses evaluasi. Selain itu, teknologi juga memungkinkan guru dan siswa untuk memantau perkembangan pembelajaran secara real-time dan dapat memberikan respons yang lebih cepat.

B.     Keuntungan Penggunaan Teknologi dalam Pemantauan dan Evaluasi Pembelajaran

Penggunaan teknologi dalam monitoring dan evaluasi pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Evaluasi dapat dilakukan secara objektif dan presisi, sehingga hasil evaluasi dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai perkembangan siswa. Selain itu, teknologi juga memungkinkan penilaian dilakukan lebih cepat dan efisien, sehingga guru dapat lebih fokus pada pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang lebih bermakna.

6.    Tantangan dan Peluang dalam Pemanfaatan Teknologi untuk Merdeka Belajar

A.    Tantangan dalam Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan

Meskipun pemanfaatan teknologi dalam pendidikan memiliki banyak keuntungan, namun terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi, seperti kurangnya infrastruktur yang memadai, kurangnya literasi digital, dan kesenjangan akses digital yang masih ada antara daerah perkotaan dan pedesaan, infrastruktur yang belum memadai dan literasi digital yang rendah masih menjadi kendala Belum semua guru dan siswa dapat mengakses teknologi dengan mudah, sehingga pemanfaatan teknologi untuk belajar mandiri masih terhambat oleh masalah ini.

B.     Peluang dari Pemanfaatan Teknologi untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan

Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan juga memiliki peluang besar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam konteks merdeka belajar, teknologi dapat menjadi alat yang memungkinkan siswa mempelajari topik yang diminati secara lebih mendalam dan terstruktur. Selain itu, teknologi juga dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan menyajikan materi pembelajaran secara interaktif dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

7. Kesimpulan dan Rekomendasi untuk Meningkatkan Pemanfaatan Teknologi dalam    Mendukung Merdeka Belajar

A.    Kesimpulan

Teknologi merupakan alat yang dapat mendukung merdeka belajar dengan efektif dan efisien, namun masih terdapat beberapa tantangan dalam pemanfaatannya.

B.     Rekomendasi untuk Meningkatkan Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan

Untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, perlu adanya peningkatan infrastruktur teknologi dan literasi digital bagi guru dan siswa. Selain itu, pemerintah juga perlu memperhatikan pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan teknologi dan memfasilitasi para guru untuk mengembangkan keterampilan dalam pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, teknologi dapat berperan sebagai pendukung merdeka belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya, peran teknologi dalam mendukung Merdeka Belajar tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan memberikan solusi untuk meningkatkan akses, keterlibatan, dan evaluasi dalam pendidikan, teknologi berpotensi membuka peluang baru bagi siswa dan pendidik. Namun, penerapan teknologi dalam pendidikan juga memerlukan pertimbangan yang cermat akan tantangan dan risikonya.


Sumber Foto : Canva For Education Design 

Jumat, 19 Mei 2023

 

Sumber foto : Canva For Education

Tips agar Lebih Mudah untuk Belajar Mandiri

            Belajar merupakan kegiatan yang penting dan tidak bisa dihindari dalam hidup kita. Namun, seringkali kita merasa kesulitan untuk melaksanakannya dengan efektif dan efisien. Beberapa faktor seperti kekurangan motivasi, kesulitan mengatur waktu, dan lingkungan belajar yang tidak mendukung dapat menghambat proses belajar kita.    

            Oleh karena itu, dalam artikel ini kami akan memberikan tips-tips agar lebih mudah untuk melaksanakan belajar secara mandiri. Dengan menerapkan tips-tips tersebut, diharapkan Anda bisa lebih sukses dalam belajar dan mencapai hasil yang lebih memuaskan.

            Belajar mandiri menjadi semakin penting saat ini.Terlepas dari ada tidaknya wabah di negeri ini.Kita semua patut bersyukur,karena dibalik wabah ternya ada seribu satu hikmah yang dapat kita petik,salah satunya adalah belajar mandiri.Belajar mandiri bukanlah menjadi kewajiban peserta didik saja,akan tetapi juga menjadi kewajiban bagi bapak serta ibu guru.Untuk melaksanakannya diperlukan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tertentu.             Berikut adalah beberapa tips agar lebih mudah untuk belajar mandiri:

A.  Tips agar Lebih Mudah untuk Belajar Mandiri

1.      Membuat Rencana Belajar yang Tepat

Sebelum memulai proses belajar mandiri, pastikan Anda membuat rencana pembelajaran yang tepat. Berikut adalah beberapa cara untuk membuat rencana pembelajaran yang baik:

1)   Menetapkan Tujuan Belajar yang Jelas

Tentukan tujuan belajar Anda dengan jelas.Karena tujuan belajar yang jelas akan membantu Anda untuk fokus dan memotivasi diri.

2)   Mendefinisikan Kemampuan dan Keterampilan yang Perlu Dikuasai

Definisikan kemampuan dan keterampilan yang perlu dikuasai untuk mencapai tujuan belajar Anda. Hal ini akan membantu Anda untuk fokus pada hal-hal yang perlu dipelajari dan tidak terlalu banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak relevan.

3)      Membuat Rencana Belajar yang Realistis

Pastikan rencana belajar yang Anda buat itu realistis. Jangan terlalu memaksakan diri membuat sesuatu yang tidak realistis untuk belajar terlalu banyak dalam waktu yang singkat. Hal ini hanya akan membuat Anda stress dan merasa terbebani.

4)      Menemukan Sumber Belajar yang Cocok

Setelah membuat rencana belajar yang tepat, langkah berikutnya adalah mencari sumber belajar yang cocok.

Berikut adalah beberapa cara untuk menemukan sumber belajar yang tepat:

a)   Mencari Referensi dari Sumber yang Terpercaya

Pastikan Anda mencari referensi dari sumber yang terpercaya. Gunakan sumber informasi yang akurat dan teruji untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat.

b)   Memilih Sumber Belajar yang Sesuai dengan Gaya Belajar

Pilih sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajar Anda. Jika Anda lebih suka belajar dengan video, pilihlah sumber pembelajaran yang menyediakan video pembelajaran. Jika Anda lebih suka membaca, pilihlah sumber pembelajaran yang menyediakan teks atau buku.

c)    Memanfaatkan Teknologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Memanfaatkan teknologi akan membantu Anda untuk meningkatkan hasil belajar. Dengan teknologi, Anda dapat mengakses sumber belajar di mana saja dan kapan saja. Gunakan aplikasi dan platform pembelajaran online untuk meningkatkan hasil belajar Anda.

d)   Membuat Lingkungan Belajar yang Nyaman

Lingkungan belajar yang nyaman akan membantu Anda untuk fokus dan meningkatkan kualitas belajar.

Berikut adalah beberapa cara untuk membuat lingkungan belajar yang nyaman:

1)   Ruangannya Nyaman untuk Belajar

Pastikan tempat Anda belajar bersih dan rapi. Gunakan meja dan kursi yang nyaman untuk mencegah pegal-pegal saat belajar.

2)   Menghindari Gangguan yang Dapat Mengganggu Konsentrasi

Hindari gangguan yang dapat mengganggu konsentrasi Anda. Matikan ponsel atau nonaktifkan notifikasi di laptop saat sedang belajar. Pastikan juga ruangan Anda tidak bising.

3)   Menggunakan Alat Bantu yang Mendukung Proses Belajar

Gunakan alat bantu yang mendukung proses belajar Anda. Misalnya, gunakan highlighter untuk menandai hal-hal penting dalam teks atau gunakan pomodoro timer untuk meningkatkan waktu fokus.Apa itu Pomodoro Timer?Pomodoro timer adalah sistem managemen waktu yang membuat orang yang memakai tehnik ini,belajar lebih fokus dalam rentang waktu yang dimilikinya.

B.  Gambaran Teknik Belajar yang Efektif

            Terakhir, setelah memiliki rencana belajar yang tepat, sumber belajar yang cocok, dan lingkungan belajar yang nyaman, berikut adalah teknik belajar yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar Anda:

1)      Melakukan Pembelajaran yang Aktif

Jangan hanya membaca atau menonton sumber belajar, lakukan juga pembelajaran yang aktif seperti mengajukan pertanyaan atau menulis catatan singkat tentang apa yang telah dipelajari.

2)      Menggunakan Metode Belajar yang Tepat

Gunakan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan jenis pembelajaran yang sedang Anda lakukan. Misalnya, jika belajar matematika, gunakan teknik kreatif seperti membuat sketsa atau gambar untuk membantu memahami konsep.

3)      Mengukur Hasil Belajar untuk Memahami Pemahaman

Terakhir, jangan lupa untuk mengukur hasil belajar Anda untuk mengetahui sejauh mana pemahaman yang telah didapatkan. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengerjakan soal atau meminta orang lain untuk memberikan tanggapan atas apa yang telah dipelajari.

            Memiliki kemandirian dalam belajar sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan Anda. Dengan mengikuti tips di atas, Anda akan lebih mudah untuk belajar mandiri.

            Selamat mencoba!

            Salam Blogger!

Jumat, 04 Juni 2021

SAAT ITU II SAMENAN II GRADE PROMOTION II DOKUMEN SEBELUM PANDEMI PART-2

Memasuki bulan Juni,jadi ingat samenan,ayok siapa yang kangen nyamen?ini adalah dokumen samenan sebelum masa Pandemi,hitung-hitung obat kangen,karena seperti tahun kemarin,tahun ini pun gak bakalan ada perayaan samenan,sebagai bentuk edukasi pada anak-anak,untuk ikut berpartisipasi mencegah rantai sebar covid-19,yuk klik channelnya dan mari bernostalgia!
Samen adalah sebuah istilah lain untuk acara kenaikan kelas,yaitu pesta kenaikan kelas yang diselenggarakan pada setiap akhir tahun pelajaran,dan tahun pelajaran biasa diawali dari bulan juli dan berakhir di bulan Juni.
Nah,di bulan Juni itulah samenan diadakan oleh setiap sekolah,walaupun setiap sekolah tentu akan saling berbeda dalam menu penyajian samennya Ada yang mengisi samenan dengan menampilkan kreativitas anak-anak dari kelas 1 sampai dengan kelas 6,ada juga sekolah yang mengatakan samenannya dengan berdarmawisata atau piknik ketempat-tempat wisata terdekat yang ada di sekitar sekolah atau berwisata jauh dari lingkungan sekolah misalnya ke Pantai Pangandaran atau Pelabuhan Ratu dan lain sebagainya,itu dilakukan sesuai keinginan dan kesepakatan Orangtua siswa melalui rapat akhir tahun.
Kebetulan dokumen pada videos diatas adalah dokumen poto kegiatan samenan yang diisi oleh tampilan kreativitas para siswa mulai dari kelas 1sampai Dengan kelas 6 dan ini adalah dokumen kegiatan samenan sebelum masa pandemi.
Sepertinya serempak selama dua tahun ini,tiap sekolah tidak mengatakan acara samenan, dikarenakan semua pada mengetahui dan memahami dengan situasi dan kondisi saat ini negeri kita bahkan seluruh dunia sedang dilanda wabah covid-19,dan salah satu cara untuk memutus rantai sebar virus covid-19 ini adalah di antarana tidak mengatakan kerumunan yang tentu saja dapat berpotensi menularkan virus covid-19 ini.
Dengan tidak mengatakannya acara samenan,adalah upaya dari pihak sekolah untuk:
1.Mengedukasi peserta didik dalam berperan aktif memutus rantai sebar covid-19 sejak dini.

2.Mengedukasi orangtua peserta didik agar faham dan mengerti tentang cara mencegah penularan virus covid-19 melalui 3M maupun 5M 

3.Mengedukasi masyarakat bahwa untuk memberantas dan memutuskan rantai sebar virus covid-19,perlu adanya kerjasama dan gotongroyong semua elemen masyarakat.

Demikian sekilas tentang samenan ini, mudah-mudahan dapat membangkitkan nostalgia masa-masa indah sebelum pandemi melanda negeri.

Terimakasih dan selamat menyimak.

Salam Blogger! 

 


Senin, 28 Januari 2019

BUKAN KENANGAN BIASA


Semua kegiatan edukatif, sering dilakukan oleh seorang guru sejak dulu, baik secara terencana dan terprogram maupun tidak ada rencana dan program, namun terbiasa dilakukan, idealnya memang harus terencana dan terprogram untuk saat ini, namun yang saya bicarakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru-guru kita dahulu di zamannya,sekitar era 80-an walaupun tidak menutup kemungkinan diperiodenya beliau-beliau dahulu, ada juga kegiatan-kegiatan yang ada buku programnya, mereka buat secara sederhana dengan tulisan tangan mereka, belum lahir istilah Pembiasaan, namun kegiatannya telah berjalan sejak dulu, mari kita rewind masa lalu kita:
  1. Kita reuni kemasa kita berseragam Putih Merah, bertelanjang kaki tanpa balutan kaus kaki apalagi sepatu, namun dengan semangat menggebu, jalan kaki pergi sekolah tanpa uang jajan sepeserpun, sesampainya disekolah bapak dan ibu guru kita, telah menunggu dengan peluh bercucuran sehabis berjalan kaki dari rumahnya kesekolah, menyambut kita dengan senyum dan napas terengah-engah karena capeknya belum reda, menyalami kita satu persatu, bukankah di zamannya belum ada istilah pendidikan karakter, tapi mereka mendidik kita supaya jadi anak yang penuh karakter, menghormati yang lebih tua, sayang sama guru dan orangtua. 
  2. Selesai bersalaman, peserta didik masuk kelas, yang mempunyai tugas piket, dengan sigap mengambil peralatan kebersihan kelas, ada yang memegang sapu, baik sapu lidi maupun sapu ijuk, ada yang mengelap kaca, menyapu halaman, ngepel lantai, semua berjalan sistematis, tidak ada teriak bapak ibu guru yang memerintahkan untuk semua itu, semua berjalan dengan naluri sang siswa, yang sadar akan tugas dan kewajibannya. 
  3. Begitu bell berbunyi (itu istilah sekarang), dulu itu sebagai tanda masuk kelas, yang berbunyi bukan bell otomatis maupun bell digital yang sudah diprogram secara Komputerisasi, akan tetapi hanya bunyi sebuah gantungan sebongkah besi, yang tergantung dipojokan kantor ruang guru, dan ketika dipukul oleh penjaga sekolah bunyinya "Treng-treng", namun fungsinya dari dulu sampai sekarang sama yaitu menyuruh seluruh peserta didik masuk kelas, dan...ajaib memang, tidak perlu berteriak menghabiskan energy seluruh peserta didik berbaris rapi didepan kelas masing-masing, bapak ibu guru kita dulu tidak pernah membiarkan mereka (Peserta didik), berbaris otomatis dan masuk kelas otomatis, akan tetapi melewati pos pemeriksaan dulu (Maaf memakai istilah itu), Bapak dan ibu guru kita, telah stam bye disamping KM kelas yang gagah berani, berkat suara lantang sang KM, anak-anak berbaris rapi, tibalah giliran bapak ibu guru kita, memeriksa kerapihan pakaian, kebersihan tangan dan gigi juga rambut, dengan telaten diperiksa satu persatu,peserta didik yang lolos pemeriksaan, melenggang dengan ceria masuk kelas, dan buat yang tidak lolos, misalnya nya kukunya panjang, bapak ibu guru kita memotongnya dengan alat yang telah dibawanya sendiri dari rumah, dengan sentuhan penuh sayang, kuku dang murid dipotong dengan lembut, indah bukan, kenangan yang bukan kenangan biasa, begitu membekas sampai sekarang. 
  4. Sesampainya didalam kelas, lantunan doa untuk memulai belajar terdengar berkumandang, ucapan salam menjawab ucapan salam bapak atau ibu guru, bersahutan dari kelas yang satu ke kelas yang lain, seperti estafet kata yang indah untuk didengar, mematri karakter religiusitas dihati para murid, membiasakan selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas KBM atau kegiatan lainnya. 
  5. Doeloe, di zamannya, belum terdengar kata "ice breaking", akan tetapi bapak ibu guru kita telah melakukan hal yang mirip-mirip dengan istilah tersebut, mereka memberi kita kata -kata ,nyanyian, ataupun permainan penyemangat belajar, saya masih ingat, dulu bapak ibu guru saya pernah membuat sebuah permainan sebelum KBM menggunakan permainan tradisional yang syairnya mereka modifikasi, disesuaikan dengan momennya,terasa sekali, inovasi yang mereka lakukan, dapat mendongkrak gairah belajar kami saat itu. 
  6. Kegiatan yang akan saya bahas ini, tidak pernah pudar dari ingatan saya, doeloe, kami belum mengenal istilah " Alam Tak ambang jadi guru","Belajar diluar ruangan",atau istilah lainya,setiap hari saptu, selesai KBM dikelas, setiap memasuki waktu istirahat, kami digiring keluar, seringnya kami dibawa ke pinggir sungai, sepanjang jalan yang kami lewati, ada sawah yang menghampar hijau, nun jauh disana terlihat gunung gagah menjulang, perkampungan pun kami lewati, dengan beragam kehidupan sosial yang kami temui, ada juga kami sesekali bertemu dengan bapak dan ibu tani, yang memanggul hasil panennya, bapak ibu tani yang sedang mengolah sawahnya, melihat capung dan serangga lainnya, sesudah itu sampailah kami ditempat yang dituju, se buah sungai yang airnya mengalir tenang, terdapat ribuan batu sungai yang hitam mengkilap terpapar sinar matahari, kami duduk dengan kaki menjuntai diatas muka air, tak henti kugerak-gerakan kaki kami sehingga suaranya membentuk sebuah irama, setelah itu, kami lanjutkan dengan membuka bekal masing-masing duduk berjejer di pematang sawah dan pinggiran sungai, bekal kami memang tidak istimewa, yang istimewa adalah rasa kebersamaan, rasa ingin berbagi dan memberi, tidak ada kata pelit dalam kamus kami, selesai makan kami lepas penat dengan berenang dan main air, tentu saja semua kegiatan itu berada dalam pengawasan bapak dan ibu guru kami, sudah bosan dan hilang rasa penat, kami pun pulang, dengan tidak lupa membawa batu kali sesuai kemampuan, tidak ada raut muka cemberut, semua sukarela melaksanakan tugas tersebut. Kini, setelah kurang lebih 2 Dasa warsa, manakala saya telah bertugas melanjutkan estafet dibidang dunia pendidikan, melanjutkan cita-cita guru kami, baru kusadari, bahwa apa yang dulu bapak dan ibu guru kami lakukan, mereka sedang mengajari kami tentang apa yang sekarang disebut pendidikan karakter, dan apa yang sekarang dinamakan Pembiasaan,juga beliau mengajari kami, bahwa alam tak ambang bisa bagi guru,bahwa belajar bukan hanya didalam kelas akan tetapi belajar bisa diruangan kelas atau outdoor learning,dari yang mereka ajarkan banyak hal yang dapat dipelajari secara langsung: 
  • Kami dapat belajar dan mencintai alam
  • Kami dapat belajar mengenal dan memahami alam sekitar
  • Kami dapat belajar etika dan sopan santun ketika bertemu dengan lingkungan sosial yang kami lewati
  • Kami dapat belajar berbagi, saling menghargai, saling membantu dan saling menghormati
  • Kami dapat belajar mengenal ekosistem sawah, kebun dan sungai
  • Kami dapat mengenal berbagai profesi
  • Kami dapat mengenal cara bercocok tanam
  • Kami dapat mengetahui cara pengangkutan hasil panen
  • Dan banyak hal lain yang dapat kami pelajari
Subhanallah...memang Bukan Kenangan Biasa, tapi sebuah kenangan yang menginspirasi, sebuah kenangan yang sarat makna, semoga engkau yang telah mendahului kami (guruku), ada dalam Surga-Nya Allah, ilmu yang telah berikan, kini ku manfaatkan juga untuk meneruskan cita-citamu untuk "mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik "
Terimakasih, semoga bermanfaat! 

Minggu, 09 September 2018

PPK:MULAI DARI KITA (SEBAGAI GURU) UNTUK SISWA

Ada sedikit sentilan kecil ketika kita berseloroh soal keteladanan,katanya:"Menjadi TELADAN itu SULIT ketimbang menjadi TELATAN",Mungkin yang dimaksud bahwa ketika kita dituntut menjadi seorang teladan bagi orang-orang disekitar kita,jika menjadi guru mungkin harus jadi teladan bagi peserta didiknya,ketika menjadi orangtua mungkin harus menjadi teladan bagi keluarganya,dan lain sebagainya,itu merupakan hal yang sulit ketika akan diaplikasikan,itu mungkin penjabaran dari seloroh tersebut.
Padahal bagi sebagian orang,mungkin tidak berlaku selorohan tersebut,artinya bagi sebagian orang,untuk Menjadi seseorang yang diteladani itu tidak sulit.
Lalu apa yang menjadikannya sulit,ini yang harus kita telusuri.
Sebelum itu,mari kita cari tahu dulu tentang pengertian dari kata Teladan tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,disebutkan bahwa:
  • teladan/te·la·dan/ n sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tentang perbuatan, kelakuan, sifat, dan sebagainya); contoh: ketekunannya menjadi -- bagi teman-temannya; ia terpilih sebagai pelajar --;
  • meneladan/me·ne·la·dan/ v mencontoh; meniru: anak akan selalu ~ kelakuan orang tuanya; orang lebih mudah ~ yang mudah dan menyenangkan daripada ~ sesuatu yang sukar dan menyulitkan;
  • meneladani/me·ne·la·dani/ v 1 memberi teladan: guru hendaklah ~ murid-muridnya; 2 mengambil teladan: ibu itu berharap agar putri-putrinya akan dapat ~ R.A. Kartini;
  • keteladanan/ke·te·la·dan·an/ n hal yang dapat ditiru atau dicontoh: tidak perlu kita ragukan lagi ~ nya sebagai orang tua

Ada beberapa kata yang berhubungan dengan kata Teladan,yaitu:
  1. Teladan
  2. Meneladan
  3. Meneladani
  4. Keteladan
Masing-masing mempunyai arti yang saling terkait:
  1. Teladan Kata ini memiliki arti sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh,ini berhubungan dengan perbuatan,sifat,kelakuan,etika,sopan santun,tatakrama dan sebagainya.Sosok kita sebagai orangtua,harus menjadi teladan bagi keluarga,istri dan anak,bapak ibu guru harus menjadibTeladan bagi peserta didiknya dalam berbagai aspek,baik perbuatannya,sifatnya,kelakuannya,perkataannya,dan lain sebagainya,begitupun dengan sosok yang lain,Pemimpin harus menjadi Teladan bagi yang dipimpinnya,Seorang Kakak harus menjadi Teladan bagi adik-adiknya.Jadi kata Teladan ini harus dimiliki dan menjadi sebuah keinginan bagi semua pihak,bukan milik seorang guru saja,orangtua saja atau milik seorang pimpinan saja,semua kita harus menjadi Teladan bagi orang-orang disekeliling kita.
2. Berikutnya adalah Meneladan artinya yaitu mencontoh atau meniru,siapakah itu?Kalau disekolah berarti peserta didik yang akan meneladan Gurunya,Bapak ibu gurupun akan Meneladan Pimpinannya,Kalau dirumah berarti istri akan meneladan suaminya,anak-anaknya akan meneladan kedua orangtuanya,Adik akan meneladan Kakaknya,dilingkungan masyarakat,warga akan meneladan pimpinannya.
3.Meneladani yaitu memberi teladan,nah...kata inilah yang menjadi bahan selorohan tadi,bahwa menjadi Teladan itu sulit,Memang sulit ketika kita tiba-tiba harus memposisikan diri kita menjadi yang diteladani,menjadi teladan itu perlu proses,tidak instan hanya dengan sim salabim langsung menjadi sosok yang diteladani.Menjadi seseorang yang diteladani itu perlu proses yang namanya belajar dan terus belajar,kenapa harus terus belajar,ini korelasinya kita sebagai manusia,yang sesekali atau mungkin sering melakukan kesalahan bail sikap,tingkahlaku maupun perkataan,sedangkan disatu sisi kita menuntut diri kita tampil sempurnantudaknada cela,supaya yang meneladani kita tidak lantas memberikan penilaian negatif,tidak begitu juga kan,kita sesekali akan terpeleset,keluar dari rel semestinya,itu sebabnya bahwa menjadi Teladan itu perlu belajar dan belajar secara terus menerus,jika sesekali terpelest,segeralah bangun dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan tersebut,terus begitu,berkelanjutan,berihtiar menjadi yang terbaik,bukan dengan maksud ingin diteladani,akan tetapi memang itu tugas dan kewajiban kita,bukan juga dimaksudkan,agar kita mendapat pujian akanntetapi memang sebuah kewajiban.
Lalu,apa korelasinya Menjadi Teladan itu sendiri dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) disekolah?
Tentu ada hubungan yang sangat erat antara keteladanan dengan PPK,coba kita refleksikan hal berikut:
  1. Setiap saat kita menasehati peserta didik agar dalam setiap ucapan,tingkahlaku dan perbuatannya harus senantiasa mencerminkan ucapan,tingkahlaku dan perbuatan sebagaimana layaknya seseorang yang terpelajar,begitupun sebaliknya,jika kita menasehati demikian terhadap peserta didik,itu juga berlaku untuk kita sang pemberi nasehatnya,bahwa kitapun haruslah demikan,harus baik dalam ucapan,perbuatan dan tingkahlaku
  2. Setiap saat kita memberi teguran kepada peserta didk kita,agar jangan membuang sampah sembarangan misalnya,begitupun teguran tersebut berlaku juga untuk kita.
  3. Dan contoh serta prilaku lain yang berkarakter dari seorang guru atau seorang orangtua,dan lain sebagainya.
Kesimpulannya bahwa apa yang kita ucapkan itu juga yang kita lakukan,apa yang kita nasehatkan,itu pula yang kita aplikasikan.
Bahwa,Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah merupakan sebuah gerakan untuk memperkuat karakter seorang siswa melalui harmonisasi olah hati,olah rasa,olah pikir serta olahraga dengan pelibatan sebuah kerjasama antara satuan pendidikan,keluarga serta masyarakat sebagai bagian dari gerakan revolusi mental.
Permendikbud nomor 20 tahun 2018 pasal 3 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dilakukan dengan menggunakan prinsip yang diamanhkan pada ayat (b)  keteladanan dalam penerapan pendisikan karakter pada masing-masing lingkungan pendidikan.
Jelaslah bahwa jika kita telisik lebih dalam tentang Penguatan Pendidikan Karakter ini,Keteladanan merupakan salah satu media terupdate dan kekinian dalam mengaplikasikan Penguatan Pendidikan Karakter dilingkungan pendidikan,itu artinya "MULAILAH DARI KITA (SEBAGAI GURU) AGAR PESERTA DIDIK MENELADANINYA".
Terimakasih,mudah-mudahan bermanfaat,sekali lagi bukan bermaksud menggurui anda,namun untuk menggurui saya secara pribadi,jika ada kesesuaian pola pikir,mudah-mudah menginspirasi.
Sampai jumpa pada artikel berikutnya,salam Blogger!

Referensi:

  1. https://kbbi.web.id/teladan
  2. Foto dokumen pribadi

Kamis, 02 Agustus 2018

OCT:RIWAYATMU...KINI!

Menyimak sambutan dari Bapak Kepala UPT Pendidikan SD dan PAUDNI Kec.Cipeundeuy pada Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru Jenjang Sekolah Dasar gelombang 1 dari tanggal 2-8 Agustus 2018,saya tertarik dengan pernyataan beliau bahwa guru itu banyak jabatannya,kita harus bangga dengan hal tersebut.
Dulu,kata beliau,kita pernah mengikuti sebuah program yang namanya OCT atau Off Campus Teaching,mungkin kalau sekarang istilahnya PPL atau yang sejenisnya,tetapi dijaman beliau dan generasi seangkatannya (termasuk saya lho),terutama yang sekolahnya di sekolah keguruan seperti SPG dan SGO,pasti mengalami program tersebut,pernyataan inilah yang membuka ingatan saya kemasa itu,masa ketika saya mengikuti program OCT tersebut.
OCT dulu diprogramkan manakala kita memasuki semester akhir,para siswa dibagi kedalam beberapa kelompok,kemudian disebar ke beberapa wilayah kecamatan diluar wilayah sekolah tersebut,seperti yang pernah dialami penulis,saya melaksanakan OCT diwilayah Kecamatan Cikalongwetan,tepatnya di SDN Cigentur,kurang lebih selama satu bulan setengah.
Lalu apa yang dilakukan ketika OCT tersebut berlangsung,ingatan saya kembali saya upgrade agar kembali fresh sehingga dapat mengingat masa-masa itu,masa kurang lebih 31 tahun silam,lama memang,tapi saat-saat itu masih segar diingatan saya.
Dalam aplikasinya,ketika OCT kita sebagai calon guru banyak menimba ilmu dan pengalaman,pengalaman apa sajakah itu,inilah hasil reuni masa lalu saya ketika OCT:
  1. Untuk pertama kalinya kami berhadapan langsung dengan peserta didik
  2. Untuk pertama kalinya kami mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dikampus,langsung dilapangan,dikelas yang beragam karakternya,.
  3. Untuk pertama kalinya,kami dihadapkan dengan berbagai problema sosial dan pembelajaran
  4. Untuk pertama kalinya,kami malu-malu ketika berhadapan dengan bapak ibu guru pamong.
Kemudian ketika kami untuk pertama kalinya mengajar didalam kelas,apa kesibukannya ketika itu,ini diantaranya:
Kami sibuk koordinasi dengan guru pamong,bertanya sampai batasan mana mereka mengajar,topik atau sub topik mana yang belum diajarkan,kami melihat juga Model Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya,dan sebagainya.
  1. Jika sudah mendapat jawaban dari guru pamong tentang semua itu,sesampainya di tempat menginap,kami berkumpul mempersiapkan segala sesuatunya,mulai dari membuat RPP,alat evaluasi,alat peraga dan lain sebagainya,semua kami persiapkan sejak awal,artinya,besoknya mau mengajar,mulai pulang sekolah sampai larut malam,kami mempersiapkan semuanya itu,saling bantu sudah menjadi kebiasaan kami sejak itu,sehingga pas pagi harinya,kami siap action didepan kelas dengan penuh percaya diri karena matangnya persiapan yang kami lakukan?
  2. Masihkah kebiasaan semasa kita OCT dulu sampai sekarang masih kita lakukan,seperti membuat perencanaan,membuat alat evaluasi,membuat alat peraga,dan lain sebagainya??Pertanyaan yang jawabannya ada pada diri kita semua selaku guru,bahwa kebiasaan baik tidak harus luluh oleh kesibukan,tidak harus sirna oleh rasa malas,dan saya yakin,kita selaku guru masih tetap eksis dengan kesibukan seperri itu,apalagi di era digital saat ini,semua serba mudah,kalau dulu hanyansekedar mmbuat RPP saja kita harus pegal-pegalan seharian menulis,sekarang tinggal buka laptop lalu print selesai satu tugas hari itu,untuk membuat peraga sulu kuta siapkan spidol berbagai warna dan ukuran,karton siper besar,paku payung dan sebagainya,sekarang tinggal buka laptop lalu buat rancangan gambar peragaperaga di format power point,tayangkan dengan infokus,selesai tugas membuat peraga,idealnya jika semua serba mudah,tidak ada kata malas lagi untuk memulainya.
  3. Dari program OCT tersebut banyak pengalaman positif yang kami raih,mulai dari administrasi kelas,pemecahan masalah dikelas,pergaulan dengan bapak ibu guru pamong,saling bantu dan saling menghargai,saling memberi saran dan kritik ketika kita menjadi observer maupun ketika kita menjadi orang yang diobservasi,dan sebagainya.
Demikian,terimasih sudah mampir,semoga bermanfaat!

Referensi:
  • Foto dokumen pribadi

Senin, 23 Juli 2018

GENERASI MILENIAL :DAMPAK POSITIFNYA BAGI GURU



Istilah ini,akhir-akhir ini Familiar kita dengar,sering diucapkan dan disandingkan dengan kata yang lainnya,contoh:
  • Suara generasi MILENIAL menjadi rebutan.
  • Generasi MILENIAL mulai dilirik para kontestan
  • Dan contoh-cintoh lainnya yang sering kita dengar
Lalu,apa ya Deskripsi dari istilah ini??
Itu salah satu pertanyaan yang mengemuka dihati saya,karena seringnya mendengar istilah tersebut.
Untuk mencari jawabanya,akhirnya saya googling sana sini mencari kejelasan dari deskripsi istilah tersebut,dari sekian banyak jawaban yang muncul,inilah akhir pencarian saya di google:
  • Menurut https://id.m.wikipedia.org/wiki/Milenial,disana dibahas panjang lebar tentang istilah Milenial tersebut,namun kuambil intisarinya yang sesuai dengan jawaban pertanyaannya,bahwa:
  1. Milenial (juga dikenal sebagai generasi Y) adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X).
  2. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awak 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok Milenial ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahirannya. 
"Berarti,kita yang lahir sebelum 1980-an bukan generasi Milenial lagi dong?"
Baru juga satu istilah terjawab,timbul lagi pertanyaan baru,wajar...jika terjawab satu pertanyaan,tumbuh lagi seribu pertanyaan,itu artinya kita termasuk orang yang kritis,selalu ingin tahu dan penasaran dengan hal-hal yang baru.
Usia memang tidak mungkin disembunyikan,bahwa kenyataannya kita bukan lahir di era 1980-an dan kita tidak termasuk kedalam kelompok Generasi Milenial,jangan berkecil hati,malahan kita harus bangga bahwa:
  1. Kita diberi kesempatan untuk mendidik,mengajar dan membimbing generasi Milenial
  2. Kita masih diberi usia panjang sehingga dapat menyaksikan tumbuh kembang generasi Milenial
  3. Kita masih diberi kesempatan untuk mengetahui,mengalami dan merasakan tantangan dan hambatan mendidik,mengajar dan membimbing generasi Milenial.
Lalu,bagaimana karakteristik generasi Milenial ini?
Menurut wikipedia yang saya jadikan rujukan ketika menulis artikel ini,bahwa karakteristik generasi Milenial ini ditandai dengan Peningkatan penggunaan dan keakraban dengan :
  1. Komunikasi,
  2. Media dan 
  3. Teknologi digital.
Ketiga hal tersebut diatas,memang akrab dengan generasi milenial,lihatlah "kids zaman now",mereka tidak terlppisahkan dengan perangkat komunikasi seperti Handphone dan barang sejenisnya dengan berbagai merk dan kecanggihannya tidak diragukan lagi.
Kemudian Media,yang begitu beragam seperti:
  • Facebook
  • Twitter
  • Google Plus
  • Instagram
  • Pinterest
  • Tumblr
  • Filckr
  • Linkedln
  • Dan lai-lain
Semua itu,akrab dengan generasi Milenial,malahan kita selaku orangtua atau guru kalah pintar dengan mereka dalam hal bermedia sosial ini.
Satu lagi yang akrab dengan generasi Milenial,yaitu Teknolog Digital,mari kita kenang masa lalu zaman baheula kita,yang ketika itu kita menggunakan Teknologi analog:
  • Ketika kita mau kirim surat,berjam-jam kita buat,beli perangko dan amplop lalu kita kirimkan ke kantor pos atau kotak surat,seminggu kemudian baru dapat balasannya,nah...di era teknologi digital saat ini,tinggal ketik via Handphone lalu klik kirim atau send,hitungan detik sudah dapat balasannya
  • Doeloe ketika seorang guru akan membuat persiapan mengajar atau membuat administrasi kelas dan perangkat pembelajaran lainnya,dibuat dengan cara diketik pada mesin tk atau digambar pada karton memakai spidol ketika ingin membuat alat peraga,kini,tinggal ketik di Laptop atau membuat file Presentasi dengan format powerpoint,jadilah perangkat pelengkap kegiatan belajar mengajar.
  • Itulah contoh kecil sebagian perbedaan,hambatan dan kemudahan zaman baheula dengan zaman sekarang atau era Teknologi analog dengan teknologi digital saat ini.
Lalu,dimana letak dampak positifnya,ketika kita sebagai guru menjadi bagian dari generasi milenial,letaknya adalah bahwa ketika menjadi seorang guru dari generasi Milenial,inilah dampak positifnya bagi guru:
  1. Guru menjadi lebih inovatif
Artinya,seorang guru lebih termotivasi untuk meningkatkan dan mendayagunakan kemampuan serta keahliannya,guru harus mulai berpipikir inovatif,karena yang mereka hadapi adalah peserta didik dari generasi milenial yang kritis dan cerdas,yang tidak bisa dihadapi dengan kompetensi yang seadanya,peserta didik seperti itu harus dihadapi dengan persiapan yang matang,jika tidak,bersiap-siaplah untuk terpojok.
2.  Guru menjadi Guru pembelajar
Artinya setiap saat akan selalu meng-upgrade dirinya,kemampuannya,tidak berhenti belajar dan belajar,tidak hanya menyuruh  peserta didik belajar akan tetapi juga menyuruh sang guru belajar,mempunyai keinginan untuk BISA dan MAU BELAJAR.
3.  Guru menjadi kebih kreatif
Dalam hal ini guru mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya didalam kelas,kreatifitasnya muncul ketika masalah menghadapinya,ingatlah bahwa guru juga manusia yang tidak sempurna,artinya jika didalam kelas guru bukanlah satu-satunya sosok yang serba bisa,serba pandai,serba tahu dan julukan-julukan lain yang terkadang memahat rasa malu jika hal itu terjadi,kita menjadi sosok yang takut dibilang tidak bisa,tidak tahu dan tidak cerdas oleh peserta didik,abaikan rasa itu,artinya kita sebagai guru haruslah menjadi guru yang berpikir kreatif,di era milenial ini banyak hal yang dapat dijadikan guru atau tempat berguru,jika kita menemukan masalah dikelas,salah satu solusi kreatifnya adalah kita cari jawabannya di media-media online,atau komunitas-komunitas pendidikan online yang diikuti,coba ketik masalah pembelajaran yang dihadapi,searching kemudian analisi,setelah yakin bahwa yang kita temukan itu adalah jawaban benar dari masalah yang dihadapi tersebut,maka aplikasikanlah untuk memecahkan masalah tersebut.
4.  Guru menjadi lebih kritis
Yang saya maksud adalah kritis terhadap intern diri kita,kita kritisi diri kita,terutama apa yang menjadi hambatan dan kekurangan diri kita terhadap profesi yang kita emban,
Demikian,mudah-mudahan bermanfaat,sekali lagi,bukan bermaksud menggurui!
Terimakspasih sudah mampir diblog kami!

Referensi:
  • https://id.m.wikipedia.org/wiki/Milenial
  • Foto dokumen pribadi