Jumat, 22 Desember 2017

BAGAIMANA UPAYA DINI, CEGAH PERSEKUSI DISEKOLAH


Prihatin,nyesek didada,geleng kepala serasa tidak percaya, tapi nyata, kita saksikan penayangannya di media televisi, itu sedikit ilustrasi saat kita saksikan sebuah tayangan terjadinya Persekusi ,mudah-mudahan hal tersebut bukan hanya sekedar menjadi tontonan saja, tanpa adanya upaya untuk mencegah agar itu merupakan kejadian yang terakhir kali kita dengar dan saksikan, semua pihak harus peduli, karena hal tersebut bukan saja menjadi beban tanggungjawab sekolah untuk mencegahnya, keluarga dan lingkungan, harus satu tekad untuk mencegahnya.
Lalu apakah Persekusi itu?
Awalnya saya tidak paham, karena istilah tersebut menurut saya tidak begitu familiar, namun setelah ada beberapa peristiwa, akhirnya saya mencari tahu tentang hal itu.
Jadi persekusi/per·se·ku·si/ /pérsekusi/ v pemburuan sewenang-wenang terhadap seorang atau sejumlah warga dan disakiti, dipersusah, atau ditumpas;(https://kbbi.web.id/persekusi)
Lalu, bagaimanakah upaya pihak sekolah ataupun guru, untuk mencegah terjadinya persekusi dilingkungan sekolah, sebagai bentuk peran aktif guru dan sekolah untuk meminimalisir terjadinya persekusi,ini hanyalah sumbangsih pemikiran, sependapat atau tidak, bukanlah halangan untuk berpendapat, mudah-mudahan ada guna dan manfaat.
Berikut upaya yang dapat diaplikasikan dikelas masing-masing, sesuai dengan surat tugas mengajar bapak dan ibu guru, maupun oleh orangtua dirumah:
  1. Beri pemahaman kepada peserta didik, bahwa seisi kelas ini dan atau semua siswa disekolah ini, adalah saudara dan keluarganya,kelas 6 anak paling besar,kelas 5,4,3,2,dan kelas 1 adalah adiknya, begitupun sebaliknya,dan semua guru adalah orangtua keduanya disekolah.
  2. Tanamkan pengertian bahwa yang namanya keluarga itu satu hati,satu rasa, jadi haruslah saling menjaga, saling menghargai, saling menghormati, dan saling menyayangi.
  3. Jika peserta didik sudah paham dan mengerti pentingnya saling menjaga,saling menghargai,saling menghormati dan saling menyayangi,dan menjadikannya sebuah habit atau kebiasaan positif, diharapkan tidak terjadi saling ejek,saling menghina,saling cemooh, hingga terjadi perkelahian yang tidak diinginkan, baik oleh guru maupun sekolah.
  4. Terapkan pengawasan melekat, yang melibatkan semua unsur-unsur yang ada disekolah, baik itu kepala sekolah, bapak ibu guru, penjaga sekolah dan siswa itu sendiri, semua saling mengawasi, sehingga ada perbuatan sekecil apapun, yang dinilai tidak seharusnya dilakukan oleh peserta didik, segeralah koordinasikan dengan pihak guru maupun bapak atau ibu kepala sekolah.
  5. Quick Respon,Jika ada laporan atau pemberitahuan dari pihak peserta didik, sekecil apapun,segeralah respon dengan cepat jangan diabaikan,tangani dengan serius.
  6. Jangan bosan untuk bawel, selalu menyegarkan ingatan peserta didik tentang poin-poin diatas, bawel adalah metode sederhana yang terbukti efektif mencegah peserta didik Kita, dari keinginan untuk menghina temannya, mencubit temannya, mencemooh temannya dan hal-hal negatif lainnya, walaupun terkadang sifat bawel tersebut tidak disukai, baik oleh anak kita dirumah maupun peserta didik kita disekolah, namun... jangan lantas membuat kita selaku guru atau orangtua menjadi abai melaksanakan tugas tersebut.
  7. Tanamkan Pendidikan keagamaan sejak dini, sehingga peserta didik ataupun anak kita, paham dan mengerti,mana perbuatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan,mana perbuatan yang baik dan tidak baik untuk dilakukan.
Demikian, sedikit sumbangsih pemikiran, saya yakin, bapak ibu lebih tahu dan lebih faham, mohon maaf bukan bermaksud menggurui, hanya sedikit belajar berbagi!
Terimakasih!
STOP PERSEKUSI!

Daftar Referensi:
https://kbbi.web.id/persekusi

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER, YANG DIBENTUK OLEH METODE PEMBELAJARAN


Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh guru didalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun arti menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

metode/me·to·de/ /métodé/ n 1 cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan; 

pembelajaran/pem·bel·a·jar·an/ n proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar;

Ada beberapa kesamaan yang tersurat dalam kedua pengertian diatas, bahwa metode adalah sebuah cara atau upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran,dan pembelajaran itu sendiri adalah sebuah proses untuk menjadikan orang atau peserta didik belajar.
Belajar dan mengajar adalah dua kata yang saling bertautan artinya yang mengajar juga harus belajar, karena kewajiban belajar tidak hanya ditujukan untuk yang namanya peserta didik.
Pengertian Mengajar yang saya akses dari http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-dan-pengertian-mengajar.html, yang diakses pada tanggal 22 Desember 2017, disebutkan bahwa mengajar menurut Tyson dan Carol (1970) ialah ",...a way working with student...a process of interaction... the teacher does something to student;, the student do something in return". Dari definisi ini tergambar bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan (Syah,2002:181).
Dan, mengajar, memerlukan yang namanya metode sebagai cara atau upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam postingan artikel kali ini, saya tidak akan membedah teori tentang metode pembelajaran tersebut, namun saya melihat dari sisi lain dengan digunakannya metode dalam sebuah kegiatan pembelajaran, yang disadari atau tidak, bahwa ketika metode pembelajaran tersebut diaplikasikan dalam pembelajaran, ternyata membentuk dan membangun nilai-nilai Pendidikan karakter, terlepas dari kekurangan dan  kelemahan metode tersebut,dan...nilai-nilai pendidikan karakter apa sajakah itu,mari kita kupas:
1.Metode Ceramah
   Nilai pendidikan karakter yang terbentuk:
  •     Mau mendengarkan oranglain,bukan hanya mau didengar saja
2. Metode Eksperimen
    Nilai pendidikan karakter yang terbentuk:
  •     Berpikir kreatif
  •     Mandiri
  •     Inovatif
3. Metode Pemberian Tugas (Respirasi)
    Nilai Pendidikan Karakter yang terbentuk:
  • Bertanggungjawab
  • Mandiri 
 4.Metode Diskusi
    Nilai Pendidikan Karakter yang terbentuk:
  • Berani mengeluarkan pendapat 
  • Menghargai pendapat orang lain 
  • Saling menghormati  
  • Mendengarkan saran dan pendapat orang lain
  • Belajar memecahkan masalah 
5. Metode Demonstrasi
    Nilai Pendidikan Karakter yang terbentuk:
  • Mandiri
  • Aktif  
  • Kreatif  
  • Berani  
  • Kerja keras  
  • Percaya diri 
6. Metode Sosiodrama
    Nilai Karakter yang terbentuk:
  • Kreatif  
  • Kerjasama 
  • Inisiatif 
  • Bertanggungjawab 
Demikian, semoga bermanfaat! 

Daftar Referensi:
  • https://kbbi.web.id/metode
  • https://kbbi.web.id/pembelajaran
  • http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-dan-pengertian-mengajar.html  diakses 22 Desember 2017.

Rabu, 20 Desember 2017

BAGAIMANA CARA MENJADI SEORANG PROFESIONAL


Kata "Profesional", sudah demikian familiar di pendengaran bapak dan ibu guru, selalu menjadi ujung pengharapan ketika kita selesai mengikuti Bimtek, Workshop, Pelatihan, seminar dan acara pembinaan lainnya.
Lalu, apakah Profesional itu?
Di dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,BAB I tentang KETENTUAN UMUM,pada Pasal 1 poin nomor 4,disana disebutkan bahwa Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau  kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Kemudian pengertian Profesional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:
profesional/pro·fe·si·o·nal/ /profésional/ a 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --; 3 mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan amatir): pertandingan tinju --
Itulah dua pengertian Profesional menurut Undang-undang guru dan dosen serta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terdapat 3 ,kata kunci yaitu:
  1. Keahlian
  2. Kemahiran,dan atau
  3. Kecakapan
Mari kita telusuri arti ketiga kata kunci tersebut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,yaitu:
1.keahlian/ke·ah·li·an/ n kemahiran dalam suatu ilmu (kepandaian, pekerjaan)
2.kemahiran/ke·ma·hir·an/ n kecakapan (dalam melakukan sesuatu); kemampuan; kepandaian: para pesenam itu bertanding memperlihatkan - masing-masing
3.kecakapan /ke·ca·kap·an /n 1 kemampuan; kesanggupan; 2kepandaian atau kemahiran mengerjakan sesuatu
Yang menjadi bagian dari tugas kita sebagai guru adalah menjadi guru yang ahli,mahir dan atau cakap.
Bisa?
Mampu?
Jawabannya harus bisa dan harus mampu,karena Undang-undang mengisyaratkan bahwa "Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah,dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.(Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen BAB II tentang Kedudukan, fungsi dan tujuan,Pasal 2 ayat 1)
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimanakah cara menjadi seorang Profesional itu?
Pertanyaan yang mudah namun jawabannya tentu akan  beragam,, tergantung dari  perspektif  sudut  pandang masing-masing,,bisa saja  ada  yang menjawab sulit,, mudah  atau  tidak  keduanya, jawaban yang manapun yang tersirat dihati, semuanya benar sepanjang ada usaha atau ikhtiar untuk menjadi seorang profesional, yang salah adalah yang tidak ada usaha atau ikhtiar untuk menjadi seorang profesional.
Menjadi profesional itu memerlukan proses seumur hidup menurut saya, karena ternyata dalam aplikasi nyata dilapangan,kita senantiasa dihadapkan pada hal-hal baru, kesulitan baru, penemuan baru yang memerlukan strategi pemecahan baru.
Dan... jawaban untuk pertanyaan terakhir tentang bagaimana cara menjadi seorang Profesional menurut pendapat saya adalah:

  1. Selalu meng-upgrade diri, artinya bahwa kita harus senantiasa belajar dan belajar untuk menambah dan memperbarui ilmu,wawasan, keahlian dan kemahiran dan atau kecakapan kita, inilah menurut saya ruh dari program guru pembelajar, sebagai upgrader dan charger untuk kembali menaikkan level semangat, kreativitas dan inovasi guru.
  2. Ingatlah selalu konsep pendidikan sepanjang hayat atau Long Live Education artinya adalah rancangan atau gagasan tentang proses pembimbingan manusia yang terus berlangsung selama ia hidup.
  3. Jangan berhenti untuk belajar, karena berhenti belajar sama artinya dengan berhenti mengajar
  4. Jangan berhenti berusaha untuk menjadi seorang yang profesional,karena profesionalitas itu memerlukan proses yang panjang dan upaya yang berkesinambungan.
  5. Profesionalitas berlandaskan kerja keras, bukan rasa malas,jadi, untuk menjadi seorang yang profesional, kita harus bekerja keras.
Demikian, semoga bermanfaat!
Bukan bermaksud menggurui, hanya sekedar berbagi!


Daftar Referensi:

  • https://kbbi.web.id/Profesional
  • https://kbbi.web.id/keahlian
  • https://kbbi.web.id/kemahiran
  • https://kbbi.web.id/kecakapan

Senin, 18 Desember 2017

DALAM PUSARAN KONFLIK ?

Wuih..... judulnya itu lho, bombastis! Sengaja,biar ke deteck sama mesin penelusur!tapi....tidak terlalu begitu sih tujuannya,hanya... ketika stembay didepan channel sebuah tivi, mendengar istilah itu,maka terlintaslah untuk membuat judul artikel seperti itu.
Berada dalam pusaran konflik, terjadi disemua profesi, tidak terkecuali dalam profesi guru, dengan jenis konflik yang tentu saja berbeda karena profesinya pun berbeda, lalu konflik apa saja yang biasanya ada dilingkungan profesi guru, mari kita bahas satu persatu,mohon maaf bukan bermaksud menggurui, hanya berbagi, semoga bermanfaat dan mudah-mudahan menjadi early warning bagi kita, agar tidak salah dalam mengambil keputusan,inilah salah satu konfliknya:

  • Konflik kepentingan
Guru, adalah sebuah profesi mulia, dan guru dimata sebagian besar masyarakat adalah sosok yang dianggap serba bisa dan serbaguna, kehadirannya banyak dinanti dan diperlukan, apa-apa "bapak/ibu guru",hampir semua sendi kehidupan, guru selalu menjadi tumpuan, dan guru pun,seperti profesi lainnya, juga adalah seorang manusia yang tidak terlepas dari pertentangan antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lain, ketika kepentingan itu datang, terjadilah konflik kepentingan, yang terkadang membuat bingung, kepentingan mana yang harus diprioritaskan, apakah urusan dinas ataukah urusan kepentingan yang harus didahulukan,maka terjadilah pertentangan atau konflik ditubuh kita, hingga kita berada dalam pusaran konflik.
Lalu, konflik Kepentingan apa sajakah itu?

1.Kepentingan Dinas Vs Kepentingan Keluarga
Kepentingan keluarga itu beragam, mulai dari mengantar anak sakit kedokter,istri melahirkan, wisuda anak, keluarga meninggal, wisata keluarga,dan sebagainya, ketika kepentingan itu hadir,maka sikap kita sebaiknya adalah:
  • Kelompokkan berbagai kepentingan tersebut, kedalam beberapa kelompok 
  •  Setelah dikelompokkan lalu analisis kepentingan manakah yang benar-benar urgent, artinya tidak dapat diwakilkan dan tidak dapat digantikan, selama masih bisa diwakili dan selama masih bisa digantikan oleh orang lain,Maka gantikan dan wakilkan kepada orang lain
  • Jika setelah dikelompokkan dan dianalisis ternyata kepentingan itu tidak dapat diwakili dan digantikan,misalnya ada anggota keluarga yang meninggal,maka mintalah izin kepada atasan sesuai prosedur yang telah diatur. 
2.Kepentingan Dinas Vs Kepentingan Organisasi
Kepentingan organisasi biasanya menghampiri guru yang aktif diwilayahnya, seperti menjadi pengurus RW, Pengurus Lembaga di Desa seperti BPD (Badan Permusyawaratan Desa),MUI Desa,Pordes, atau organisasi lain diluar organisasi politik tentunya.Ketika kepentingan ini hadir, tentunya akan menyita perhatian kita,karena, bagaimana pun,kita adalah bagian dari sebuah komunitas masyarakat yang berada didalam sebuah wilayah pemerintahan yang bernama Desa ataupun kelurahan, yang adakalanya mereka membutuhkan peran partisipasi aktif  kita sebagai warga Desa ataupun warga kelurahan, dilematis memang, andaikan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat itu ditolak.
Jujur, saya aktif dibeberapa organisasi lembaga kemasyarakatan yang ada didesa, namun, sejak awal kepercayaan itu diberikan, inilah langkah saya, mudah-mudahan menginfirasi, saya menerima amanah tersebut dengan catatan:
  • Tidak menggangu aktifitas dan rutinitas Tugas Pokok dan Fungsi saya sebagai guru.
  • Jika ada kegiatan baik rapat maupun kegiatan lain yang dilaksanakan saat jam kerja, saya tidak akan mengikuti kegiatan tersebut akan tetapi mewakilkan kepada rekan yang lain, kecuali kegiatan yang dilakukan pada malam hari, saya siap hadir.
Itulah fakta integritas yang saya sampaikan kepada pemangku kepentingan, agar mereka tahu dan mengerti dengan tugas pokok dan fungsi saya sebagai seorang pegawai. 
3.Kepentingan Dinas Vs Kepentingan Masyarakat
Sebagai mahluk sosial dan sebagai bagian dari masyarakat , siapapun tidak akan terlepas dari kepentingan dengan masyarakat sekitar, kita perlu bersosialisasi dan bergaul dengan masyarakat sekitar kita , yang berguna sebagai media untuk mengasah kompetensi sosial kita dilingkungan real, dan sebagai media pengaplikasian kompetensi sosial kita,maka,kita akan dihadapkan dengan kepentingan dengan masyarakat seperti berikut:Kerja bakti,gotong royong, ditunjuk menjadi panitia sebuah event, misalnya panitia agustusan, panitia peringatan hari besar keagamaan,dan lain sebagainya, tentunya kegiatan inipun, bingung untuk ditolak, karena kita bagian dari masyarakat itu sendiri,hanya yang menjadi catatan penting adalah, kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tidak menggangu tugas pokok dan fungsi yang utama yang harus menjadi prioritas, yaitu sebagai guru.
Itulah sebagian kecil dari pusaran kepentingan seorang guru, yang merupakan bagian dari sebuah komunitas masyarakat dan pemerintahan, terimakasih, semoga bermanfaat!

Minggu, 17 Desember 2017

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK


Bersosialisasi bukanlah suatu keharusan,akan tetapi sebuah kebutuhan yang suatu saat diperlukan oleh kita sebagai manusia, yang merupakan bentuk aplikasi kita sebagai mahluk sosial,yaitu mahluk yang senantiasa akan memerlukan orang lain dan diperlukan oleh orang-orang disekitar kita.
Dalam bersosialisasi, tentu memerlukan filter sosial yang tinggi, bukan artinya kita pilih-pilih dalam bersosialisasi, namun sebagai upaya dini, agar kita tidak salah dalam bersosialisasi, agar anak kita tidak salah dalam bergaul, karena ketika anak atau peserta didik kita bersosialisasi,mereka akan bertemu dengan orang-orang baru dengan beragam adat dan kebiasaan, bermacam-macam watak dan kepribadian, berbeda adat istiadat, menemukan lingkungan baru diluar rumah,dan lain sebagainya.
Lingkungan mempunyai andil besar dalam pembentukan karakter anak atau peserta didik, jika anak atau peserta didik didik bergaul dilingkungan yang baik,maka karakternya akan tumbuh baik, tetapi jika anak atau peserta didik bergaul dilingkungan yang jelek,maka karakternya akan tumbuh dengan jelek,maka perhatikanlah ketika anak bersosialisasi karena tempat bersosialisasi anak akan memberikan kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang karakternya.
Mari,kita perhatikan lingkungan tempat anak bersosialisasi, seperti berikut:
1.lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah adalah  kawasan atau wilayah sekolah tempat anak bersosialisasi dan bergaul dengan teman-teman beserta guru dan karyawan sekolah lainnya.Di dalam lingkungan sekolah terjadi proses interaksi dan sosialisasi, yang akan berdampak pada karakter anak, oleh karena itu, ketika orangtua akan menyekolahkan anaknya di suatu sekolah,maka perhatikanlah hal-hal berikut:
  • Gurunya, apakah bapak dan ibu gurunya,yang akan mendidik, mengajar, membimbing dan melatih anak-anak kita itu, memiliki kesesuaian sifat, watak, tabiat, seperti yang kita inginkan atau tidak?
  • Calon teman-temannya, yang menjadi kriteria calon teman anak kita bukanlah harus anak orang kaya dan berada, akan tetapi apakah calon temannya anak kita nanti itu baik, sopan,rajin, disiplin,patuh, taat,jimat atau tidak,agar pada saat nanti anak kita bersosialisasi, mereka bersosialisasi dengan anak-anak yang baik sehingga anak kita tumbuh bersama dengan anak-anak yang baik pula. 
2.lingkungan masyarakat
Yaitu lingkungan disekitar rumah, perhatikanlah lingkungan sekitar rumah, apakah dapat memberikan kontribusi positif atau tidak, bagi tumbuh kembang karakter anak, perhatikan tempat bermainnya anak,teman bergaulnya anak, dan lain sebagainya,ini bukanlah tindakan over protective terhadap anak,namun sebuah langkah positif sebagai orangtua untuk masa depan anak, tengoklah berbagai berita negatif perilaku sebagian kecil anak-anak, jangan-jangan, perilaku mereka itu disebabkan oleh faktor salah asuh,dan salah dalam bersosialisasi, yang luput atau tidak menjadi prioritas perhatian orangtua, mereka terabaikan, tidak mendapatkan bimbingan, perhatian dan kepedulian, sehingga terjerumus kedalam pergaulan dilingkungan yang kurang baik, nauzubillah.... mudah-mudahan anak-anak kita terhindar dari hal-hal negatif pengaruh lingkungan serta dari pergaulan yang kurang baik.Memang, tidak ada jaminan bahwa lingkungan yang baik dapat membuat anak kita baik,akan tetapi, berusaha dan berikhtiar adalah sebuah kewajiban, karena kita yakin bahwa jika anak dididik oleh keluarga yang baik, didukung oleh lingkungan yang baik dan bersekolah disekolah yang baik, akan tumbuh dan memiliki karakter yang baik pula.
Demikian, mudah-mudahan bermanfaat!