Senin, 16 Oktober 2017

PEREKAT PERSATUAN BANGSA:"NGARUAG"

Ngaruag adalah satu istilah yang berasal dari bahasa sunda dan saya kategorikan kedalam salah satu adat kebiasaan orang sunda yang perlu dijaga dan dilestarikan,karena didalam kata "ngaruag" tersebut terkandung banyak makna dan manfaat positif yang dapat kita raih.
Lalu apa itu "ngaruag"?
"Ngaruag" adalah memperbaiki rumah atau isilah lainnya adalah membedah rumah.
Dikampung,jika ada warga yang ingin memperbaiki rumah,mereka lalu datng kerumah Ketua RW,kemudian oleh ketua RW diumumkan melalui pengeras suara,bahwa ada warga yang akan memperbaiki rumahnya,maka....sim salabim,berbondong-bondonglah warga kampung,esok harinya mendatangi rumah warga yang akan diperbaiki.
Mereka datang dan membantu dengan penuh sukacita,diawali dengan menurunkan genting satu persatu,menurukan reng bambu,memcabuti pakunya,sampai semua jenis pekerjaan dikerjakan sesuai keahliann masing-masing.
Kaum ibunya juga tidak tinggal duam,mereka sibuk didapur umum,memasak makanan,makanan yang merek juga hasil dari pemberian warga,terutama beras,biasanya ketika mereka berencna mau membantu,ibu-ibu datang dengan membawa sedikit beras,dan jika sudah terkumpul,jumlahnya tentu menjadi banyak,jika waktunya mahan,nah....disini serunya,ngobrol bercengkrama sambil makan,tidak ada batas kayak miskin,tidak ada penghalang antara mereka,duduk sama rendah berdiri sama tinggi,berat sama dipikul ringan sama dijinjing.
Banyak hikmah yang dapat diambil dari tradisi ",ngaruag" ini,diantaranya:
  1. Mempererat tali silaturahmi antar warga,ini kabar baik disaat sedikit berkurangnya jalinan tali silaturahmi akhir-akhir ini,mudah-mudahan menjadi cermin bagi warga daerah lain,agar tali silaturahmi tetap terjaga,karena dengan terjalinnya tali silaturahmi yang baik dan mengakar,menjadi PENGOKOH PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
  2. Menguatkan ikatan persaudaraan,karena pada saat bedah rumah,yang turun membant itubukan cuma yang terikat oleh sodara sedarah saja,akan tetapi yang bukan termasuk sodara juga turut membantu
  3. Menumbuhkembangkan rasa empati,yaitu turut saling merasakan penderitaan orang lain,hari ini kita merasakan penderitaan tetangga suatu saat kita mendapat empati dari tetangga,itu prinsip sederhana yang mereka yakini.
  4. Membudayakan saling bantu
  5. Saling membagi dan memberi
  6. Peduli terhadap sesama
  7. Melestarikan adat dan tradisi
Memberi suri toladan pada anak cucu,maksudnya biar generasi penerus mengetahui dan mengerti hakikat saling bantu,empati dan peduli terhadap tetangga,mudah-mudahan dengan mengetahui adat dan tradisi leluhurnya,suatu saat mereka mau mengaplikasikannya dalam kehidupan sosial mereka.

Referensi Foto:Dokumen pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar