Minggu, 07 Januari 2018

SISWA Vs MEDIA SOSIAL


Bapak ibu guru,pernahkah suatu hari menerima masukan dari orangtua siswa,misalnya tentang:
  • Anaknya yang lebih dominan main di media sosial daripada belajar
  • Anaknya setiap pulang sekolah susah disuruh belajar tetapi lebih asyik bermedia sosial
  • Dan curhatan lainnya yang berhubungan dengan media sosial

Pernahkah?
Kalau saya pribadi pernah menerima masukan seperti diatas,baik via messenger maupun melalui whatsapps,dan kewajiban kita untuk menerima masukan apapun dari orangtua siswa,termasuk keluhan mereka mengenai kebiasaan anaknya yang mulai terpapar dengan aktivitas media sosial.
Kita tidak bisa menyalahkan keberadaan media sosial,karena itu merupakan bagian dari kehidupan yang mulai mengglobal,dimana kemajuan teknologi dan perkembangannya tidak bisa dibendung,termasuk didalamnya perkembangan berbagai aplikasi media sosial,hanya bermodalkan sebuah Smarthphone dan Quota Internet,sekali klik di google play atau app store,dapatlah aplikasi gratis yang diinginkan.
Pertama kali,agak bingung memang,merespon masukan seperti itu dari orangtua siswa,yang menginginkan anaknya tidak menggunakan atau mempunyai akun di media sosial,kenapa begitu,mari kita putar ulang dulu,kilas balik sebelum sang anak mempunyai akun media sosial:
Hanya sedikit,anak yang tidak mempunyai Handphone,bahkan Handphone yang dimilikinya lebih canggih daripada handphone yang dimiliki oleh orangtuanya ataupun bapak ibu gurunya,dan...siapakah yang membelikannya??Pertanyaan yang tidak harus dijawab karena sudah terjawab,anak kita dibelikan handphone dengan berbagai alasan,misalnya:
  • Anaknya merengek terus.pengen dibelikan handphone,malu katanya,karena temen-temennya punya handphone
  • Hadiah ulang tahun
  • Hadiah naik kelas
  • Dan alasan lainnya.
Coba kalau anak tidak mempunyai handphone,rasanya tidak mungkin mereka mempunyai akun media sosial.
Tapi,nasi sudah menjadi bubur,dan guru mempunyai kewajiban untuk mengajar,mendidik dan membimbing peserta didiknya,kita abaikan sejarah anak kecil yang sudah memiliki handphone tersebut,karena sudah demikian adanya,bagi yang anaknya belum dibelikan handphone,tidak usah berkecil hati,hendaknya keluhan-keluhan sesama orangtua diatas,dijadikan bahan masukan,untuk tidak dengan mudah membelikan handphone kepada anak kita yang masih kecil.
Berikut langkah-langkah guru,dalam merespon masukan dari orangtua diatas:
  1. Mengedukasi peserta didik tentang guna dan manfaat handphone
  2. Mengedukasi peserta didik tentang kepemilikan akun media sosial
  3. Mengedukasi peserta didik tentang cara penggunaan media sosial yang bijak
  4. Mengedukasi tentang cara memposting status yang baik dan benar agar tidak melanggar UU ITE
  5. Mengedukasi peserta didik tentang cara berInternet yang sehat
  6. Mengedukasi peserta didik tentang manfaat positif internet untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
  7. Mengedukasi peserta didik bahwa tugas utamanya adalah belajar,baik dirumah maupun disekolah,kesampingkan dulu urusan lain yang tidak urgen
  8. Mengedukasi peserta didik,agar jangan dulu membuat akun media sosial,sekiranya belum bisa membagi waktu antara belajar dan berdumay,susah memang,diera sekarang ini,menyarankan seperti itu,tapi tidak ada salahnya,kalau kita memberi saran seperti itu.
  9. Mengedukasi peserta didik,untuk selalu waspada dan hati-hati bergaul dan bersosialisasi di dunia maya.
  10. Mengedukasi orangtua siswa agar mereka paham dan sedikit mengerti Teknologi,karena terkadang dunianya terbalik,anaknya lebih mahir IT daripada orangtuanya,sehingga pungsi Control terhadap aktivitas googling dan searching anaknya tidak berpungsi,apa yang sang anak lakukan di dumay,tidak terkontrol,karena keterbatasan wawasan orangtua tentang itu,mudah-mudahan,jika orangtua paham,orangtua bisa mengontrol riwayat penjelajahan ataupun memantau kegiatan anaknya didunia maya.
Demikian,kurang lebihnya mohon maaf,mudah-mudahan bermanfaat!

Sumber poto dari:
  • http://www.readersdigest.co.id/info-medis/gangguan+mata+anak+akibat+pemakaian+gadget (online-diakses 7 Januari 2018)

Sabtu, 06 Januari 2018

MENAKAR SIMPATI PUBLIK



Simpati publik bukan hanya diperlukan  manakala menjelang sebuah momen,misalnya menjelang Pilkada dan Pemilihan lainnya,simpati publik juga diperlukan oleh seorang guru,tapi bukan untuk ikut menjadi bakal calon,atau kepentingan lainnya,melainkan untuk kelancaran dalam proses kegiatan pelaksanaan tugasnya sebagai seorang guru.
Lha...kok bisa?
Jangan lupa,guru juga dikelilingi publik,yang senantiasa melihat,memperhatikan,mengamati,menilai,menyimpulkan,dan aktifitas lainnya.
Lalu,siapakah itu?
Namun sebelum bahas lebih lanjut tentang itu,ada baiknya kita telusuri arti kata publik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu:
publik/pub·lik/ n orang banyak (umum); semua orang yang datang (menonton, mengunjungi, dan sebagainya): -- merasa puas melihat pertunjukan itu
Nah,itu arti kata publik yaitu orang banyak (umum),atau semua orang yang berada disekitar kita.
Sekarang mari kita jawab pertanyaan diatas,iapakah publik yang berada disekitar guru itu,jawabannya adalah:
  1. Peserta didik
  2. Orangtua peserta didik
  3. Lingkungan,lingkungan pun dapat dibagi lagi menjadi:
  • Lingkungan disekitar tempat guru bertugas (disekolah)
  • Lingkungan disepanjang jalan yang dilalui guru saat melaksanakan tugas
  • Lingkungan disekitar tempat tinggal guru yang bersangkutan
Itu,orang banyak (publik) yang senantiasa melihat,memperhatikan,mengamati,menilai,menyimpulkan,segala aktifitas yang dilakukannya.
Sekarang mari kita takar simpati publik terhadap kita sebagai guru,apakah banyak timbangan yang mengangkat jempolnya ataukan banyak yang menunggingkan jempolnya.
Lalu,apa pengaruhnya simpati publik buat guru?
Itu pertanyaan berikutnya,yang memerlukan jawaban,saya yakin pembaca sudah tahu jawabannya,namun sekedar berbagi,maka saya kemukakan jawabannya disini.
Bahwa simpati itu sangat diperlukan oleh guru,ini manfaatnya:
1.Jika seorang guru telah meraih banyak simpati dari murid-             muridnya,maka inilah yang akan diperoleh seorang guru:
  • Peserta didik menjadi mudah untuk diajak berkomunikasi,baik komunikasi yang dilakukan diluar jam mengajar maupun komunikasi yang dijalin didalam kegiatan belajar mengajar
  • Pesrta didik wellcome dengan kehadiran kita disekolah maupun dikelas
  • Kehadiran kita dari hari kehari sangat dirindukan oleh peserta didik,sehingga kita menjadi sosok guru yang dirindukan.  
  • Peserta didik menjadi mudah dalam berinteraksi,baik dikelas maupun diluar kelas
  • Peserta didik menjadi lebih dekat dan lebih akrab,sehingga memudahkan mereka untuk bertanya maupun menjawab pertanyan yang disampaikan
  • Peserta didik menjadi aktif dan kreatif,enjoy dan menikmati kebersamaan dikelas maupun diluar kelas
  • Peserta didik mudah menerima,menjalankan dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan.
2. Jika seorang guru telah meraih banyak simpati dari orangtua          siswa,inilah yang akan diperoleh seorang guru:
  • Orangtua siswa menjadi pendukung serta menjadi team sukses yang solid dalam pelaksanaan ptogram-program sekolah
  • Orangtua siswa menjadi mudah untuk diajak bekerjsama dalam memajukan pendidikan disekolah kita.
  • Orangtua siswa merasa percaya menitipkan anaknya bersekolah ditempat kita.
  • Orangtua siswa menjadi seorang partisipan yang senantiasa berpartisipasi memajukan sekolah dengan penuh kesadaran
  •  Orangtua siswa menjadi bagian dari sebuah Team Work
3.Jika seorang guru telah meraih banyak simpati  dari lingkungan disekitarnya,maka antara guru,sekolah dan lingkungan akan membentuk sebuah ikatan solidaritas yang tinggi,yang akan bahu membahu,bekerjasama dan saling membantu mensukseskan semua program kerja sekolah,serta bertekad bulat memajukan dan mengembangkan pendidikan.
Bukankah seharusnya,hubungan yang terjalin baik antara Sekolah,orangtua siswa dan lingkungannya harus terjaga dengan baik,karena keberhasilan dunia pendidikan adalah hasil kerjasama kolektif yang saling mendukung dan mempunyai visi serta misi yang sama antara Pihak Lembaga Pendidikan (sekolah dan guru),Orangtua siswa (dan Lingkungan),beserta Pemerintah.
Tetap jaga silaturahmi dengan baik dengan ketiga unsur diatas agar kita (guru),mendapat limpahan simpati agar takaran simpatinya bertambah berat dari hari kehari,untuk menunjang keberhadilan tujuan pendidikan.
Demikian,terimakasih,semoga bermanfaat!

Daftar referesi:
  • http://pluspng.com/png-jempol-2881.html
  • https://kbbi.web.id/publik

Jumat, 05 Januari 2018

GGD:GURU GENERASI DIGITAL

GGD yang saya maksud bukan Guru Garis Depan,akan tetapi Guru Generasi Digital,jangan tanya darimana asalnya,yang jelas judul artikel ini ditulis tidak asal-asalan,itu sudah cukup untuk menunjukan niat saya berbagi insfirasi melalui sebuah tulisan.
Menurut wikipedia,bahwa:
Revolusi Digital adalah perubahan dari teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital yang telah terjadi sejak tahun 1980 dan berlanjut sampai hari ini. Revolusi itu pada awalnya mungkin dipicu oleh sebuah generasi remaja yang lahir pada tahun 80-an. Analog dengan revolusi pertanian, revolusi Industri, revolusi digital menandai awal era Informasi. [1]
Revolusi digital ini telah mengubah cara pandang seseorang dalam menjalani kehidupan yang sangat canggih saat ini. Sebuah teknologi yang membuat perubahan besar kepada seluruh dunia, dari mulai membantu mempermudah segala urusan sampai membuat masalah karena tidak bisa menggunakan fasilitas digital yang semakin canggih ini dengan baik dan benar. 
"Lho,saya kan guru yang lahir di era pra 1980"
Begitu kira-kira,jika ada yang menyanggah,setelah tahu bahwa era digital itu dimulai dari tahun 1980,tidak salah sanggahan tersebut,kalau kita lahir di era pra 1980,menyanggah seperti itu,hanya yang jadi catatan,bahwa sampai pasca 1980,kita masih ada dan ikut merasakan bagaimana hidup di era digital bersama para generasi digital lainnya,dengan beragam problemanya,ada yang:
  • Wellcome dan adaftif mengikuti perkembangangannya
  • Ringkih,susah adaftasi dan kurang begitu wellcome dengan perkembangan serba digital ini
  • Tidak menghiraukan,cuek,tidak peduli dengan perubahan yang  terjadi,mau begini dan begitu juga silahkan
  • Antusias sekali dengan perkembangan kekinian,dan menjadi Updater,tidak mau ketinggalan dengan info kekinian.
  • Dan....problema-problema klasik lainnya.
Menjadi guru diera digital ini,susah-susah gampang,artinya ada yang beranggapan susah-susah (susahnya dua kali),ada yang beranggapan gampang,tergantung darimana sudut mata memandang dan dari konsep diri,jika dalam konsep diri dan pandang bahwa menjadi guru diera digital itu susah,akan menjadi susah,akan tetapi jika konsep diri dan sudut pandang,menganggap bahwa menjadi guru diera digital ini gampang,semua akan nampak gampang,jadi,mari konsep diri kita bentuk menjadi positif agar menjadikan semua yang dihadapi,menjadi mudah.
Jika kita banding-bandingkan,kehidupan guru sebelum era digital dengan kehidupan guru setelah era digital,akan banyak perbedaan yang dapat kita kumpulkan,bukan bermaksud mengklasipikannya menjadi sesuatu yang negatif akan tetapi mari kita bandingkan untuk diambil hikmah positifnya bagi perkembangan dunia pendidikan,jangan jauh dulu skup jangkauannya,untuk skup kelas saja,bahwa era digutal ini membawa perkembangan yang signipikan untuk keberluangan KBM guru dikelas,misalnya:
  • Dulu,hanya sekedar perlu buku materi penunjang saja susah,sekarang,diera digital ini,dalam satu klik guru dapat puluhan buku referensi berbagai jenis dan klasipikasi buku,tinggal memilah milih,mana yang diperlukan untuk bahan penunjang KBM kita dikelas
  • Dulul,manakala,guru menemukan materi yang dianggap sulit untuk dipecahkan,sekarang tinggal googling atau searching,maka berbagai masukan dan solusi pemecahan masalah muncul dilayar android atau komputer kita,memberikan alternatif jawaban pemecahan masalah yang dihadapi guru dikelas.
  • Dulu,guru itu merasa sendirian dalam menghadapi permasalahan pembelajaran dikelas,sekarang,diera digital ini,guru mempunyai banyak teman,dari sabang sampai Merauke,bahkan teman lintas Negara dan lintas Benua,guru bisa saling sharing,saling bantu,saling mengisi dan saling menguatkan,bisa komunikasi langsung via berbagai aplikasi jejaring sosial,ada whatapps,Messenger,Facebook,Instagram,dan berbagai bentuk komunikasi modern seperti Video Call maupun video confrence.
  • Dulu,Kompetensi guru itu hanya menunggu adanya program pembinaan yang diselenggarakan oleh Instansi atau Dinas terkait,sekarang,Untuk meningkatkan Kompetensi itu terbuka lebar secara online,baik Daring,Luring,surat elektronik maupun workshop online sejenis yang sesuai dengan profesi masing-masing,
  • Dulu,manakala guru memerlukan referensi maupun daftar pustaka,susahnya minta ampun,mengingat keterbatasan tempat dan waktu,apalagi buat bapak ibu guru yang bertugas didaerah terpencil,namun sekarang,di era digital ini,tidak terhalang jarak dan waktu untuk menemukannya,mudah dan murah,bahkan yang gratisan juga bayak.
Itulah,sebagian kecil gambaran petbandingan,dari perkembangan era digital saat ini,kayak manfaat dan banyak membantu serta mempermudah pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru.
  • Jika era digital ini kita analogikan dengan sebuah kereta cepat,maka guru adalah penumpangnya,jika penumpangnya belum siap,ketinggalan lah sang penumpang
  • Jika era digital ini,kta analogikan dengan sebuah mobil prbadi,maka guru adalah sopirnya,jika sang sopir tidak punya kemahiran dan kompetensi untuk mengoprasikannya,maka mobil tersebut hanyalah seonggok besi yang tidak mempunyai fungsi dan arti.
Jadi,mari,era digitalisasi ini kita manfaatkan untuk:
  • Kegiatan edukasi,
  • Sarana penambah referensi,
  • Suplemen penambah vitalitas mengajar,mendidik,membimbing,mengarahkan,melatih,menilai dan mengevaluas peserta didik
Demikian,semoga bermanfaat!Siap tidak siap,zaman terus bergulir,dan tidak pernah menunggu,karena mari ikuti kecepatan bergulirnya zaman,biar tidak ketinggalan oleh zaman!
Jadilah,Guru zaman Now,namun kaki tetap menapak pada kode etik guru!

Referensi:
  • Sumber gambar:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMiTZsaHQ8rA9cOK7nvFNdDda3DY5xZ1ssbGD4K9_zEK7Koyn9HaZE5Kj0BivgxEEV_L0LbjQu_aHWQRpj0RJV-unp_4om9sce1aicM-1-YgkSmQK0HAYHA61dXhFJhCdjeslOuhHFcsGV/s1600/Social-media.jpg (diakses tanggal 4 Januari 2018)-online
  • https://id.m.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Digital

Kamis, 04 Januari 2018

CARA MEMBANGKITKAN KEBERANIAN SISWA DALAM KBM DIKELAS

Keberanian memegang peranan penting didalam berlangsungnya sebuah kegiatan pembelajaran,kelas tidak akan disebut kelas yang aktif jika peserta didiknya tidak mempunyai keberanian,didalam kelas yang terdapat situasi interaksi antara guru dan murid dapat dikatakan adalalah kelas yang aktif,dimana antara guru dan peserta didik terjalin sebuah interaksi yang harmonis:
  • Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya,siswa mengangkat  tangan untuk bertanya
  • Siswa bertanya guru atau siswa lain dengan bimbingan guru mencoba menjawab
Ada tik-tok antara guru dan siswa,maupun antara siswa dengan siswa.
Tapi terkadang,kita menemukan sebuah kelas yang sepi dari aktivitas tersebut:
  • begitu diberi kesempatan untuk bertanya,tidak satupun yang mengangkat tangan untuk bertanya.
  • Begitu ditanya mengerti atau tidak,tidak satupun yang berani menjawab.
Kalau sudah demikian,bingung kan?
  • Ini anak ngerti atau tidak ya dengan apa yang baru saja dijeaskan?
  • Ini anak faham atau tidak ya dengan penjelasan yang baru saja diberikan?
Tepok jidat,kalau sudah demikian kan,kelas menjadi stag,maju kena mundur kena,mending kalau maju mundur cantik.
Disitulah peran guru sebagai serang evaluator berfungsi untuk mengetahui apakah yang menjadi kendala,sehingga peserta didik tidak mempunyai keberanian untuk:
  • Bertanya
  • Menjawab,dan
  • Berinteraksi dalam proses pembelajaran,

Seperti yang telah dijelaskan pada pembuka artikel ini,bahwa keberanian memegang peranan penting dalam KBM,jika kenyataannya seperti digambarkan,bahwa siswa tidak bertanya,tidak menjawab dan tidak berinteraksi dalam KBM,evaluasi bijaknya adalah jangan lantas memvonis siswa,bahwa siswanya yang pasif,walaupun itu juga bukan kesimpulan yang salah,akan tetapi mari kita evaluasi secara seimbang seperti berikut:
  • Evaluasi peran guru sebagai motivator
Mari kita evaluasi peran kita sebagai seorang motivator dikelas,mungkin saja,siswa kita tidak punya keberanian untuk bertanya,untuk menjawab pertanyaan dan untuk berinteraksi dikelas,disebabkan oleh peran kita sebagai seorang motivator tidak berfungsi.
Motivasi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam KBM,siswa yang sulit bertanya,sulit menjawab dan sulit berinteraksi bukanlah siswa yang pasif,akan tetapi siswa yang kurang mendapat motuvasi baik dari dirinya sendiri maupun dari lingkungannya,termasuk motivasi dari seorang guru.Oleh sebab itu:guru dituntut kreatif untuk membangkitkan motivasi  belajar siswa,agar bangkit keberaniannya sehingga siswa dengan inisiatifnya sendiri mau bertanya,mau menjawab dan mau berinteraksi timbal balik didalam kelas. 

  • Evaluasi gestur kita
Mungkin,ketika guru memberi kesempatan untuk bertanya kepada siswa,gestur atau gerak gerik tubuh kita tidak terkontrol,sehingga menciutkan nyali siswa untuk bertanya atau berinteraksi

  • Evaluasi intonasi ucap kita
Mungkin,ketika guru memberi kesempatan untuk bertanya,intonasi ucap kita tidak terkontrol,terkesan marah,terkesan kasar,atau kesan negatif lainnya,sehingga menurunkan mental siswa.

  • Evaluasi mimik kita
Mungkin,ketika guru memberi kesempatan untuk bertanya,gerak gerik mimik kita,kurang berkenan dipandangan para siswa,misalnya sorot mata kita agak tajam,telunjuk kita ketika menunjuk dimaknai lain oleh para siswa,sehingga menciutkan nyali siswa untuk bertanya atau menjawab.
Demikian,hasil evaluasi kita terhadap diri kita sendiri sebagai guru,namun ketika kita tudak menemukan madalah dengan ditpri kita sebagai guru,misalnya:peran kita sebagai motuvator telah dijalankan dengan baik,gestur dan mimik kita pun sudah terkendali dengan wajar,tapi siswa tersebut masih tidak mempunyai keberanian untuk betanya,untuk menjawab dan berinteraksi dikelas,jangan lantas diabaikan,seribu cara kita terapkan demi kebaikan siswa kita dikelas,langkah selanjutnya yang patut dicoba adalah konsultasikan dengan orangtua siswa,mau langsung diundang kesekolah ataupun dengan menggunakan prosedur kunjungan rumah (home visit),kita bisa diskusi dan mencari solusi untuk mnpengatasi kepasifan siswa tersebut dengan melibatkan kedua orangtuanya.
Terimakasih,semoga bermanfaat!

Rabu, 03 Januari 2018

CARA MENGENALI PESERTA DIDIK,YANG KURANG PERCAYA DIRI SAAT KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM)

Percaya diri adalah yakin dengan kemampuan diri,dan rasa yakin pada kemampuan diri sendiri itu disebut rasa percaya diri.Peserta didik yang mempunyai rasa percaya diri dapat dikenali dari beberapa hal berikut:
  • Sikapnya
  • Cara bicaranya
  • Gesturnya
Kepercayaan diri siswa yang dilihat dari sikapnya dapat terlihat dari:
  • Penampilannya tenang
  • Kalem
  • Tidak nampak tegang
  • Keyakinannya tinggi
  • Jika dia disuruh maju kedepan,dia akan maju tanpa ragu
  • Memiliki kemampuan bersosialisasi dikelas maupun diluar kelas,baik dengan teman-temannya maupun dengan bapak dan ibu gurunya.
Sedangkan kepercayaan diri siswa yang dilihat dari cara bicaranya yaitu:
  • Bicaranya tenang
  • Tidak terburu-buru
  • Tidak terbata-bata
  • Sorot matanya mencerminkan keyakinan tinggi
  • Suaranya lantang,tidak mencerminkan keraguan sedikitpun
  • Tidak banyak mengulang kata-kata yang sama
  • Selalu Aktif mengajukan pertanyaan didalam KBM
  • Selalu aktuf menjawab pertanyaan yang diajukan
  • Aktif memberikan saran dan pendapat
  • Mampu berkomunikasi dengan baik
Kemudian,kepercayaan diri siswa juga dapat terlihat dari gestur tubuhnya,seperti:
  • Tidak nampak gemetaran baik tangannya,kakinya maupun volume suaranya
  • Tenang dan geraknya terkontrol dengan baik
  • Face to face nya merata menatap keseluruh kelas,tidak terfokus pada satu tempat tatapan
  • Jika dia mengangkat tangan,tangannya akan jaun lebih tinggi dibandingjan dengan temannya yang lain.
Dan,harap diingat bahwa,rasa percaya diri itu berhubungan dengan konsep diri,artinya bahwa Jika seseorang memiliki konsep negatif tentang dirinya,maka seseorang tersebut akan memiliki rasa tidak percaya diri akan kemampuan yang dimilikinya,dan jika rasa percaya diri tumbuh rendah akan bermuara pada sebuah tindakan atau perbuatan yang kurang efektif,perbuatan yang kurang efektif akan menghasilkan sesuatu yang jelek dari sebuah tujuan yang ingin dicapai,jika sudah demikian,jika tidak pandai mengendalikan diri,akan membuatnya semakin tersudut dan terpuruk yang berakhir tragis memvonis dirinya sendiri,bahwa dia memang seorang pecundang, maka dari itu,untuk memiliki rasa percaya diri langkah utama dan pertama adalah tanamkan konsep positif terhadap diri kita.
Lalu,seberapa pentingkah rasa percaya diri itu memberikan kontribusi positif pada prestasi peserta didik dkelas?
Jawabannya:sangatlah penting!
Karena peserta didik yang mempunyai rasa percaya diri yang tigggi akan menjadi seseorang yang:
  • Optimistis
  • Yakin bahwa dirinya memiliki kompetensi
  • Yakin bahwa dirinya mempunyai kemampuan seperti yang dimiliki orang lain
  • Yakin bahwa dirinya bisa
  • Yakin bahwa dirinya mempunyai potensi
Demikian,cara mengenali peserta didik yang kurang percaya diri dalam KBM dikelas,mudah-mudahan bermanfaat!

Selasa, 02 Januari 2018

BAGAIMANA CARA BELAJAR YANG EFEKTIF

Masih terngiang ditelinga kita,saat kecil,orangtua kita selalu menyuruh belajar sebelum waktunya tidur tiba,"ayo nak,belajar!",kurang lebih begitunredaksinya,dan...selanjutnya yang kita lakukan adalah mengambil buku pelajaran,lalu kita baca,sejak itu terbentuklah sebuah image,bahwa belajar itu MEMBACA.
Tidak salah,jika kita berasumsi bahwa belajar itu membaca,namun kurang tepat!Membaca adalah bagian dari salah satu kegiatan BELAJAR,kita terkadang lupa bahwa selain membaca,belajar itu bisa dengan:
  • Mendengar
  • Melihat
  • Menulis,dan
  • Membaca (Yang sering dilakukan)
Lalu bagaimanakah belajar yang efektif itu?
  1. Jika kita mempunyai hobi membaca maka belajar yang efektuf untuk anda adalah dengan cara membaca,membaca bisa dilakukan selama 60 menit,bukan berarti sekali duduk kita membaca selama 60 menit atau sekitar satu jam,sudah terbayang bagaimana sikap anak jika itu dipaksakan,cobalah yang 60 menit itu kita atur untuk menghindari kejenuhan dan kebosanan,misalnya 30 menit malam hari,dan 30 menit pagi hari,atau sesuaikan dengan mood kita atau mood anak kita,lakukan secara kontinyu dari hari kehari,jika hal itu sudah menjadi pembiasaan maka tidak akan ada lagi istilah Sistem Kebut Semalam,besoknya mau ujian,semaleman kita membaca materi pelajaran,Alhasil,bukannya konsentrasi saat ujian,akan tetapi hilang fokus dan ngantuk saat ujian,tidak ada satupun materi yang mampir dikepala.
  2. Jika anda mempunyai hobi menulis,maka belajar yang efektif untuk anda adalah menulis.Menulis bisa dilakukan diberbagai media,bisa dibuku tulis,di blog pribadi maupun di website.Ketika kita salurkan hobi menulis kita,disitulah kita mulai belajar.
  3. Mendengar,bisa menjadi media belajar yang efektif bagi sebagian orang,dari hobi mendengarkan,misalnya mendengarkan dongeng,mendengarkan pembacaan puisi,dan lain sebagainya,yang bersifat edukatif dan positif.
  4. Begitupun,ketika kita melihat sesuatu,misalnya melihat alam sekitar,melihat tayangan sebuah program di media televisi,melihat penayangan sebuah video,dan lain sebagainya,tentu saja,dalam hal ini,apa yang dilihat adalah sesuatu yang bersifat positif,sehingga apa yang dilihatnya menjadi sebuah pembelajaran yang positif pula.
Demikian,mari kita kenali gaya belajar anak kita,untuk menentukan gaya belajar yang efektif bagi anak kita,sehingga anak kita tidak merasa dipaksa untuk belajar,karena sesuatu yang djalankan dan sesuai dengan hobi serta kesenangan anak,akan membuat anak kita belajar dengan penuh suka cita.
Terimakasih,semoga bermanfaat!

Senin, 01 Januari 2018

RESOLUSI SANG GURU:"MUNGKIN SELAMA INI AKU SALAH!"


Eporia pergantian akhir tahun,sudah mulai terlihat dipenghujung tahun ini,program dan rencana sudah disusun sedemikian rupa,untuk menghabiskan akhir tahun dengan keluarga,rekan dan sahabat,dengan serentetan kegiatan yang akan dilalui bersama dengan harapan apa yang dilakukan menjadi moment terindah yang tidak mudah untuk dilupakan,tapi...bagi yang tidak membuat rencana dan kegiatan apapun menjelang detik-detik pergantian tahun tersebut,tidak usahlah menjadi galau,lantas membayangkan kegiatan yang dilakukan teman-teman,termenung diteras rumah,senyum-senyum sendiri,wuih....bahaya tuh,sudahlah...tidak usah dibayang-dibayangin,setiap orang punya caranya sendiri untuk merayakan pergantian akhir tahun,daripada melamun tidak karuan,mari kita gunakan keheningan malam ini,untuk merenungkan apa yang telah kita lakukan di tahun 2017,setelah itu,mari kita buat Resolusi ditahun 2018!
Mari kita repleksi,putar ulang sejarah perjalanan kita di tahun 2017 yang sebentar lagi akan kita tinggalkan,kita introspeksi atas kiprah profesi kita sebagai "SANG GURU"
INTROSPEKSI DI TAHUN 2017
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),pengertian dari kata introspeksi adalah sebagai berikut:
introspeksi/in·tro·spek·si/ /introspéksi/ n peninjauan atau koreksi terhadap (perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya) diri sendiri; mawas diri;
Jadi,mari kita introspeksi atau adakan peninjauan kembali,terhadap proses perjalanan profesi kita sebagai guru ditahun 2017,tahun yang akan kita tinggalkan,sebagsai "data base" untuk merencanakan Resolusi ditahun 2018,tahun yang akan kita tapaki selama satu tahun kedepan.
Inilah hasil introspeksi kita,abaikan persamaan dan perbedaannya,karena hasil introspeksi tersebut hanya akan ada dua kemungkinan,kemungkinan pertama bisa saja sama hasilnya,dan kemungkinan kedua bisa saja berbeda,terlepas dari kedua hal tersebut,yang terpenting adalah kita telah melakukan introspeksi diri sebagai bentuk dari sebuah keinginan,bahwa kita ingin merubah segalanya menjadi lebih baik di tahun 2018.
Inilah hasil introspeksi tersebut yang saya bagi kedalam dua kelompok sebagai berikut:
1.INTROSPEKSI EKSTERNAL
Yaitu introspeksi terhadap peserta didik yang merupakan cerminan dan output atas hasil kerja keras kita selaku guru,karena hasil apapun yang terjadi pada peserta didik itu adalah produk kerja kita,inilah diantaranya hasil renungan dan evaluasi kita terhadap peserta didik:

  1. Peserta didik kurang aktif dikelas
  2. Peserta didik tidak punya keberanian untuk bertanya
  3. Peserta didik kurang bisa menyampaikan ide dan gagasan
  4. Peserta didik kurang konsentrasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung
  5. Peserta didik kurang mematuhi tata tertib kelas maupun tata terrtib sekolah
  6. Peserta didik terkadang mengucapkan kata-kata kotor
  7. Peserta didik terkadang bertengkar dan berselisih faham dengan temannya.
  8. Peserta didik terkadang berbohong
  9. Peserta didik terkadang malas mengerjakan tugas
  10. Peserta didik terkadang malas sekolah
2.INTROSPEKSI INTERNAL
Yaitu introspeksi kedalam diri kita pribadi,yang harus dijawab dengan jujur,tidak harus malu pada kelemahan diri sehingga menjadi tabu untuk diketahui oleh orang lain,bagaimanapun,kita adalah sosok manusia yang mempunyai keunikan masing-masing,baik dari pola pikir,kelemahan maupun kelebihannya.
Mari kita kenali diri kita melalui introspeksi Internal,sebagai langkah awal dalam menyusun langkah Resolusi ditahun 2018,mungkin pada tahun 2017 kita masih jadi seorang guru yang penyakitan,seperti ini:

  1. Menderita penyakit TBC atau Tidak Bisa Computer atau Tidak Banyak Cara
  2. Menderita penyakit Asma atau Asal Masuk atau Asal Materi Abis
  3. Menderita penyakit Kudis atau Kurang Disipilin
  4. Menderita penyakit Kutilan atau Kurang Ketelitian
  5. Menderita penyakit Kurap atau Kurabg Rapi
  6. Menderita penyakit Kuman atau Kurang Amanah
  7. Menderita penyakit Tipus atau Tidak punya Selera
  8. Menderita penyakit Kusta atau Kurang Strategi
  9. Menderita penyakit Mual atau Mutu Amat Lemah
  10. Menderita penyakit Kram atau Kurang Trampil
  11. Menderita penyakit Mencret atau Mengajarnya Ceramah Terus
  12. Menderita penyakit Stoke atau Suka Terlambat oleh Kebiasaan
  13. Menderita penyakit Hipertensi atau Hiruk pikuk Perbincangkan Tentang Sertipikasi
Demikian hasil evaluasi profesi kita melalui introspeksi Eksternal maupun Internal,setelah itu mari kita tanda tangani naskah Resolusi Profesi kita ditahun 2018,dan kibarkan,agar semangat dari tekad Resolusi kita,tetap berkibar sepanjang tahun.
RESOLUSI SANG GURU DI 2018
Mungkin selama ini ada yang salah diperjalanan profesi kita,sehingga,Peserta didik kita:
  1.  Kurang aktif dikelas
  2. Tidak punya keberanian untuk bertanya
  3. Kurang bisa menyampaikan ide dan gagasan
  4. Kurang konsentrasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung
  5. Kurang mematuhi tata tertib kelas maupun tata terrtib sekolah
  6. Terkadang mengucapkan kata-kata kotor
  7. Terkadang bertengkar dan berselisih faham dengan temannya.
  8. Terkadang berbohong
  9. Terkadang malas mengerjakan tugas
  10. Terkadang malas sekolah
Mungkin selama ini ada yang salah diperjalanan profesi kita,sehingga,Profesi kita dihinggapi beragam penyakit,kita mengidap penyakit::
  1. TBC atau Tidak Bisa Computer atau Tidak Banyak Cara
  2. Asma atau Asal Masuk atau Asal Materi Abis
  3. Kudis atau Kurang Disipilin
  4. Kutilan atau Kurang Ketelitian
  5. Kurap atau Kurabg Rapi
  6. Kuman atau Kurang Amanah
  7. Tipus atau Tidak punya Selera
  8. Kusta atau Kurang Strategi
  9. Mual atau Mutu Amat Lemah
  10. Kram atau Kurang Trampil
  11. Mencret atau Mengajarnya Ceramah Terus
  12. Stoke atau Suka Terlambat oleh Kebiasaan
  13. Hipertensi atau Hiruk pikuk Perbincangkan Tentang Sertipikasi
Maka inilah RESOLUSIKU ditahun 2018:
  1. Meningkatkan Profesionalitas Keprofesianku melalui program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan,belajar sepanjang hayat,rajin mengikuti pembinaan,baik yang diselenggarakan oleh Dinas,induk organisasi,naupun secara mandiri,agar peserta didikku menjadi peserta didik yang:
  • Aktif dikelas
  • Mempunyai keberanian untuk bertanya
  • Bisa menyampaikan ide dan gagasan
  • Konsentrasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung
  • Mematuhi tata tertib kelas maupun tata terrtib sekola
  • Tidak mengucapkan kata-kata kotor
  • Tidak bertengkar dan berselisih faham dengan temannya
  • Tidak berbohoong
  • Tidak malas mengerjakan tugas
  • Tidak malas sekolah
2.Menjadi guru pembelajar,yang senantiasa meng-Upgrade Kompetensi dan Kemampuan Prifesionalnya,agar terhindar dari beragam penyakit Profesi seperti berikut:

  •  Asalnya TBC atau Tidak Bisa Computer atau Tidak Banyak Cara menjadi Bisa Komputer dan memiliki banyak cara dalam proses KBM. 
  • Asalnya Asma atau Asal Masuk atau Asal Materi Abis menjadi kreatif,mengajar tidak asal masuk dan tidak asal materi abis
  • Asalnya  Kudis atau Kurang Disipilin menjadi pribadi yang penuh disiplin
  • Asalnya Kutilan atau Kurang Ketelitian menjafi guru yang super teliti
  • Asalnya Kurap atau Kurabg Rapi menjadi sosok yang rapi dan penuh kharisma
  • Asalnya  Kuman atau Kurang Amanah menjadi seseorang yang amanah
  • Asalnya  Tipus atau Tidak punya Selera menjadi guru yang penuh semangat pantang menyerah
  • Asalnya Kusta atau Kurang Strategi menjadi guru yang mengajar dengan beragam strategi,pendekatan dan metode sesuai karakteristik peserta didik
  • Asalnya selalu  Mual atau Mutu Amat Lemah menjadi guru yang bermutu dan profesional
  • Asalnyab Kram atau Kurang Trampil menjadi guru yang trampil
  • Asalnya selalu  Mencret atau Mengajarnya Ceramah Terus menjadi guru yang menggunakan berbagai metodensesuai dengan karakteristik peserta didik
  • Asaknya  Stoke atau Suka Terlambat oleh Kebiasaan menjadi guru yang datang dan pulang tepat waktu
  • Asalnya  Hipertensi atau Hiruk pikuk Perbincangkan Tentang Sertipikasi menjadi pribadi yang kalem,tidak selalu memperbincangkan tentang sertipikasi sampai mengabaikan Tupoksi.
Demikian Resolusi ini kita Proklamirkan,mudah-mudahan di 2018,semuanya menjadi lebih baik.
Tahun baru,harapan baru,semangat terbarukan! 

Refetensi:

  • https://kbbi.web.id/introspeksi