Jumat, 01 Desember 2017

JURUS MENULIS ITU:KBK


Masih tergambar di memori saya,saat pertama kali menulis di Dashboard blog pribadi saya,sebentar dibuka,tidak lama kemudian ditutup lagi,bukanya sebentar,off nya lama sekali,limit satu Minggu,saya buka lagi itu,sudah dibuka,malah termenung,apa yang mesti saya tulis,akhirnya..ditutup lagi,begitu dan begitu terus selama satu bulan setelah saya buat blog.
Menginjak bulan kedua,mulai sedikit terbuka ide dan gagasan untuk menulis,itu pun setelah saya bolak-balik mengamati blog orang lain,maklum Newbie,masih perlu motivasi dan referensi untuk sekedar menuliskan 5 sampai 10 baris saja,rasanya berat sekali,ide terasa mampet.
Akhirnya bermodal keberanian,mulailah jariku belajar menari di atas keyboard Android ku,sebentar menulis,berhentinya lama...sekali,begitu terus,hingga akhirnya tulisan perdanaku,yang tidak lebih panjang dari jari tengahku itu pun selesai,ada kurang lebih 10 baris,judulnya kalau tidak salah "TIPS SEDERHANA MERINGANKAN BEBAN KERJA",2 September 2015 saat itu aku publikasikan.
Berbasis pengalaman perdanaku itulah,ku tulis artikel ini dengan judul:"JURUS MENULIS ITU:KBK".
Tentu saja,bukan KBK yang merupakan akronim dari Kurikulum Berbasis Kompetensi,karena KBK yang saya maksudkan adalah bahwa untuk mulai menjadi penulis itu jurusnya adalah KBK,ada dua akronim dari KBK yang saya maksud,yaitu:

1.Keberanian Berbasis Kemampuan
Bahwa untuk mulai menulis itu,jurusnya adalah Keberanian Berbasis Kemampuan,kenapa kata keberanian saya simpan didepan,karena saya berpendapat,punya kemampuan menulis tapi tidak punya keberanian untuk menuliskannya,sama juga bohong,ide apapun yang ada dibenak,kemampuan sehebat apapun yang dimiliki,tidak akan terwujud tanpa keberanian.
2.Keberanian Bukan Kemampuan
Bahwa untuk mulai menulis itu,jurusnya adalah Keberanian Bukan Kemampuan,artinya kita hanya punya keberanian,berani untuk mulai menorehkan ide dan gagasan,soal Kemampuan,itu bisa diasah oleh orang-orang yang sudah mempunyai modal keberanian,orang yang berani akan mulai mengupgrade kemampuannya dengan berbagai cara,bisa dengan belajar dari tutorial menulis,membaca karya tulisan orang lain,mencari referensi,dan lain sebagainya,kemampuan seseorang akan bertambah seiring semakin beraninya menulis,menulis dan terus menulis.
Itulah KBK yang saya maksud,dan saya masuk kategori penulis KBK nomor 2,yang hanya bermodal awal keberanian bukan modal awalnya kemampuan,kemampuan bisa terus diupgrade sembari kita terus menerus menulis,itulah Penulis Pembelajar,yang senantiasa belajar,belajar dan selalu belajar.
Idealnya,memang menulis itu ya berani ya mampu,paket komplit itu,mari kitapun bangkitkan keberanian,agar kita mampu!
Terimakasih....mudah-mudahan bermanfaat! 

Kamis, 30 November 2017

MENGAJAR YANG MEMBANGKITKAN PESERTA DIDIK BELAJAR


Definisi Guru Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,pasal 1 ayat 1 bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Merujuk pada bunyi pasal 1 ayat 1 diatas,bahwa tugas utama guru itu 7M:
  1. Mendidik, 
  2. Mengajar, 
  3. Membimbing
  4. Mengarahkan, 
  5. Melatih, 
  6. Menilai, dan
  7.  Mengevaluasi
Dari ke 7M tersebut diatas,saya menggarusbawahi M yang kedua yaitu mengajar yang saya jadikan sebagai bahasan utama artikel ini,bahwa mengajar itu harus memotivasi siswa untuk belajar.
Menurut Kenneth D Moore;Mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya. 
Lalu, mengajar Yang bagaimanakah Yang dapat memotivasi siswa belajar itu?? 
Jawabannya tentu relatif, sesuai dengan kompetensi,inovasi,Dan kreativitas Yang dimiliki oleh seorang guru.
Sebagai referensi, saya kemukakan beberapa hal Yang dapat memotivasi siswa belajar, yaitu;

  • Gunakan pendekatan, Strategi, Metode, Tehnik,Taktik Dan Model pembelajaran Yang  tepat, guru harus mampu menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa dengan menarik serta asing bagi siswa, karena sesuatu Yang Baru Dan asing bagi siswa Akan menaikan level rasa penasaran, antusiasme Dan rasa ingin tahu siswa, apalagi ditunjang dengan penggunaan perangkat IT Dan Tehnik penyajian Yang kekinian. 
  • Tidak pelit memberikan Reward, pujian Dan penghargaan  lainnya, peserta didik juga manusia Yang Akan merasa dihargai Dan senang jika mendapat pujian atas prestasinya.Karena pujian menimbulkan rasa puas Dan senang. 
  • Ciptakan suasana belajar Yang menyenangkan, siswa Akan belajar dengan baik manakala timbul rasa senang, jauh Dari rasa takut Dan intimidasi,merasa Aman Dan terbebas Dari himpitan ketegangan, suasana kelas segar Dan ceria
  • Bangkitkan minat siswa, minat belajar siswa itu Naik turun, adakalanya semangat, namun Ada kalanya kurang bergairah, tugas gurulah untuk kembali membangkitkannya, pecahkan suasana demikian agar kebekuan minat kembali mencair. 
  • Berilah komentar terhadap segala jenis unjuk kerja siswa, agar jerih payahnya serasa dihargai, masih ingatkah Kita dengan sosok pelukis Pak Tino Sidin, Yang selalu memberi pujian terhadap hasil lukisan anak Yang diterimanya dengan ikon pujiannya Yang melekat pada ingatan kita:" Ini lukisan kiriman Dari nak Budi, Bagus.....!", Kita bisa aplikasikan hal tersebut dalam kegiatan pembelajaran. 
Demikian Dan mohon maaf bilamana Ada kesalahan semoga Ada manfaatnya.

MENJADI GURU ABAD 21


"Semakin sini,tugas guru semakin berat!",gumam rekan guruku,ketika bercengkrama di sela-sela istirahat sebuah Bimtek.
Namun,saya justru berpendapat,tugas guru itu tetap seperti biasa,sebagaimana diamanahkan dalam UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1:Guru adalah pendidik Profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar,membimbing,mengarahkan,melatih,menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini,jalur pendidikan formal,pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Itulah tugas guru,namun yang semakin beratnya adalah meng Upgrade Profesionalitas guru itu sendiri,apalagi dengan dihadapkannya guru pada pembelajaran abad 21,dimana guru bukan sekedar.mampu mengajar dengan baik,melainkan harus mampu menjadi pembelajar dan agen perubahan  sekolah,pada abad 21,permasalahan semakin komplek,perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat,sehingga perlu kesiapan untuk menghadapinya,oleh karena itu,pada pembelajaran abad 21,guru harus memiliki kompetensi:
  1. Komunikasi global,artinya seorang guru harus punya kompetensi dalam memahami,menguasai bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat dunia,baik komumikasi secara verbal maupun secara tertulis,penguasan kompetensi berkomunikasi ini,mempermudah dan memperlancar kegiatan bersosiali dan berkomunikasi,baik dengan sesama guru maupun berkomunikasi dengan orang lain diseluruh dunia,baik langsung maupun melalui media sosial.
  2. Kolaborasi,bahwa guru harus mampu bekerjasama dengan siapa saja dan dimana saja,berkolaborasi dengan orangtua siswa,dengan pemerintahan setempat,pemuka agama,tokoh pemuda,praktisi pendidikan ,tokoh budaya,tokoh adat,dari mulai tingkat Lokal,Nasional sampai tingkat global,semuanya bertujuan untuk kepentingan Pendidikan Nasional.
  3. Menguasai Teknologi informasi,mulai dari operasional computer serta perangkat IT sejenis,Infocus,Laser point,cara searching dan googling,berkirim dan berbalas surat elektronik,akses informasi,menyampaikan informasi pada publik,serta kecakapan teknologi yang lain,disamping untuk menambah wawasan dan memperlancar kegiatan belajar mengajar,juga untuk menularkan penguasaan IT tersebut pada peserta didik.
  4. Kritis,seorang guru harus mempunyai kemampuan critical thinking yang baik,mampu mengubah rintangan jadi peluang untuk maju,kreatif dan inovatif,problem solvingnya mumpuni,dan kemampyan berpikir kritis diperoleh dari pelatihan dan pengalaman,baik melalui Bimtek,seminar maupun workshop.

Apa yang harus dilakukan seorang guru untuk menghadapinya?

Siap tidak siap harus siap!
Mampu tidak mampu,harys mampu!
Pertanyaan yang sederhana,bisa menjadi beban berat jika mau dianggap berat,sebaliknya bisa ringan jika dianggap ringan,yang jelas berat maupun ringan,harus dipikul dengan berbagai kesiapan.
Kesiapan apa yang harus dilakukan?
  • Kontinu mengikuti bimbingan
Bimbingan merupakan strategi yang efektif dalam peningkatan profesionalitas guru,karena melalui bimbingan akan terbangun sebuh komunitas pembelajar profesional yang bisa dijadikan sebagai wahana diskusi dan berbagi.

  • Mengembangkan strategi dan pendekatan pembelajaran
  • Harus responsif pada perubahan global
  • Belajar sepanjang hayat (long live education)
Jangan berpuas diri dengan prestasi,jangan merasa memiliki dan menguasai segalanya sehingga menjadi malas belajar,enggan menerima saran,dan tabu mendapat kritik,tidak ada kata terlambat untuk memulai belajar,tetaplah merasa kurang sehingga termotivasi untuk terus belajar. 
Demikian bahasan singkat mengenai menjadi guru abad 21,kurang lebihnya mohon maaf!




Rabu, 29 November 2017

MENGENAL,MEMAHAMI DAN MENGEMBANGKAN POTENSI PESERTA DIDIK


Pendahuluan
Bahwa setiap manusia itu tidak ada yang sempurna,masing-masing individu mempunyai kekurangan dan kelebihan,itulah kenapa manusia disebut juga mahluk sosial,karena akan selalu saling membutuhkan satu sama lain.
Orang yang dipandang memiliki kelebihan,tidak seharusnya merasa superior dibanding yang lain,tetaplah rendah hati,mau membantu orang lain,,jika suatu waktu dibutuhkan untuk melengkapi kekurangan mereka,begitupun sebaliknya,itulah kesalihan sosial,saling mengisi dan saling melengkapi.
Setiap manusia itu unik,dan memiliki potensi untuk saling mengisi dan saling melengkapi,memiliki hak yang sama untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Berbasis paradigma diatas,guru yang memiliki kompetensi untuk mengenali potensi peserta didik sudah tugasnya untuk melakukan itu,mari kenali lalu kembangkan potensi peserta didik dengan cermat dan akurat,agar metode pengembangannya menjadi tepat dan akurat pula.
Pengertian Potensi

  • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) :potensi/po·ten·si/ /poténsi/ n kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya;
Jadi Poteni adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan,mari kita kenali dulu potensi yang dimiliki peserta didik untuk menentukan langkah pengenbangan lebih lanjut.
Mengenali Potensi Peserta didik
Ada sebuah ungkapan,"tak kenal maka tak sayang" ,mari kita ubah redaksinya menjadi "tak kenal maka tak kan faham",maksud "tak faham" disini adalah tidak memahami langkah lebih lanjut,untuk mengembangkan potensi peserta didik lebih lanjut,jadi mari kita berkealan duku denganotens peserta didok kita.
Cara mengenalinya adalah sebagai berikut:
  1. Amati tingkahlaku siswa,baik dikelas maupun diluar kelas,katena terkadang,ketika anak melakukan suatu kegiatan yang menurut kita tidak wajar dilakukan didalam kelas,ternyata adalah sebuah potensi yang dimiliki peserta didik,misalnya ada anak yang selalu memukul-mukul bangku,spontan biasanya dihardik,karena dianggap menggangu,tentu sikap guru begitu tidak salah dengan maksud agar tidak mengganggu teman-temannya,hanya,barangkali lebih bijak bukan langsung dihardik akan tetapi amati dengan seksama,dengarkan dengan baik,lalu simpulkan,misal:ternyata pukulannya berirama dan enak didengar,setelah disimpulkan begitu maka cobalah dekati dan beri reward,bahwa pukulannya tadi bisa dilakukan pada benda lain yang mempunyai fungsi sebagai alat musik,misalnya gendang atau alat musik pukul lainnya,lalu bimbing dengan serius.selain kita amati peserta didik didalam kelas,amati pula kegiatan siswa ketika bermain diluar kelas,karena terkadang potensi peserta didik yang terpendam,muncul ditengah permainan yang sedang mereka lakukan,misal ketika bermain sepakbola,perhatikan dengan seksama,cari potensi terpendam dibidang sepakbola,jik sudah dapat,lalu berikan pembinaan,seagai tindak lanjut hasil analisis potensi yang dilakukan,baik melalui kegiatan ekstrakurikuler disekolah,mupun bekerjasama dengan orangtua siswa,memberikan sarandan masukan kepada mereka,perihal potensi yang dimilki anaknya,mudah-mudahan mendapat respon baik,sehingga anak tersebut bisa dimasukan ke Sekolah Sepak Bola (SSB) pilihannya.
  2. Ajukan Pertanyaan melalui angket tentang minat dan bakat siswa,sebagai upaya mengeksplor minat dan bakat peserta didik.Setelah minat dan bakat terpetakan,langkah selanjutnya adalah pengembangan potensi peserta didik tersebut,baik melalui program intra dan ektrakurikuler maupun pengembangan yang dilakukan oleh orangtua peserta didik itu sendiri,melalui les private maupun kursus kecakapan hidup sesuai potensi anak,namun jangan sampai menghilangkan dunianya,yang masih memerlukan bermain dan bercengkrama dengan teman sebayanya.
Demikian uraian singkat mengenai.megenal,memahami dan mengembangkan potensi peserta didik,semoga bermanfat,kurang lebihnya,mohon maaf.

Referensi:
https://kbbi.web.id/potensi




Sabtu, 25 November 2017

ULANG JANJI DI HARI PGRI

Sejarah berdirinya PGRISunting

Pada awalnya organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belandaberdiri pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah. Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda, mereka umumnya bertugas di sekolah desa dan sekolah rakyat angka dua.
Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Sejalan dengan keadaan itu, di samping PGHB berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool(PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB), disamping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi terhadap pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah kepala HIS yang dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kemerdekaan. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka”.
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta. Melalui kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 - seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik “merdeka” bertalu-talu, di tengah bau mesiu pengeboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan:
  1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
  2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.
  3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).[1][2][3]
Itulah sekelumit sejarah berdirinya organisasi PGRI yang saya kutif dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Persatuan_Guru_Republik_Indonesia.

Ulang janji PGRI
Peringatan Hari Ulang Tahun PGRI dan Hari Guru Nasional tahun 2017 yang 72 dengan tema "Membangkitkan kesadaran kolektif guru dalam meningkatkan disiplin dan etos kerja untuk penataan pendidikan karakter"
Membaca sejarah berdirinya,72 tahun silam,yang berdiri ditengah-tengah semangat pekik “merdeka” bertalu-talu, dan di tengah bau mesiu pengeboman oleh tentara Inggris,Organisasi PGRI tegar dan tegak berdiri hingga kini.Sudah sepatutnya kita (Guru Indonesia),pada moment sejarah ini,25 November 2017 untuk Ulang Janji,untuk SELALU MENJADIKAN KODE ETIK GURU SEBAGAI:

  • Pedoman serta arah yang jelas bagi pelaksanaan Tugas Fokok dan Fungsi guru agar terhindar dari penyimpangan profesi guru.
  • Motivasi agar guru lebih bertanggungjawab atas profesinya.
  • Motivasi agar guru lebih meningkatkan kompetensinya,baik secara kwalitas maupun secara kwantitas.
  • Motivasi agar guru senantiasa menjaga harkat dan martabat guru.
  • Motivasi untuk meningkatkan disiplin kerja dan  etos kerja
  • Motivasi untuk meningkatkan kesadaran bahwa kita Guru yang akan selalu "digugu dan ditiru"-oleh peserta didik serta menjadi referensi karakter bagi lingkungan sekitar
Mari kita ucap ulang kode etik kita,agar kembali ingat dan berkesinambungan untuk mengamalkan dan mengaplikasikan kode etik guru dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Guru sehari-sehari.


KODE ETIK GURU INDONESIA

  1. Guru berbakti membimbing peserta didik,untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila
  2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
  3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan 
  4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.
  5. Guru memelihara hubungan baik dengan orangtua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggungjawabterhadap pendidikan.
  6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesi
  7. Guru menjaga hubungan seprofesi,semangat keluargaan dan kesetiakawanan sosial
  8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai srana perjuangan dan pengabdian
  9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan



 Terimakasih,kurang lebihnya mohon maaf,apabila terdapat kesalahan,baik salah kutif maupun kesalahan aturan penulisan yang lainnya.
   SELAMAT HARI PGRI DAN HARI GURU NASIONAL 2017!
   HIDUP GURU!
   SOLIDARITAS,YES!

Daftar Rujukan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Persatuan_Guru_Republik_Indonesia
http://www.websitependidikan.com/2017/10/pedoman-pelaksanaan-peringatan-hari-guru-nasional-dan-hut-pgri.html

Rabu, 22 November 2017

TEHNIK SOFTEN:MENGAJAR DENGAN PENUH KELEMBUTAN & TELATEN


Tugas guru menurut UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,dalam Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa "Guru adala pendidik prodesional dengan tugas utama mendidik,mengajar,membimbing,mengarahkan,melatih,menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Sungguhlah mulya amanah pasal 1 tersebut,perlu disikapi dengan penuh perhatian dalam mengejawantahkannya.
Salah satu bentuk perhatian guru diantaranya adalah selalu mengupgrade ide dan wawasan untuk memperoleh Tehnik dan metode yang tepat dalam menjalankan tugas utamanya tersebut.
Dan,inilah salah satu Tehnik yang dapat diadaftasi dan diaplikasikan dalam pembelajaran sebagai tehnik alternatif bagi guru.
Ada sedikit cerita dibalik artikel ini,berawal dari kiriman seorang sahabat di aplikasi whattapps,Teh Euis Ida Royani,S.Pd;M.Pd,demikian kami memanggil,seorang Kepala Sekolah muda yang berdedikasi dan santun dalam berkomunikasi,suatu hari mengirim broadcase pesan tentang tehnik mengajar yang dikenal dengan nama:
  • S (Smille)
  • O (Open Gesture)
  • F (Forward Lean)
  • T (Touch)
  • E (Eye Contact)
  • N (Nod)
Ya,tehnik SOFTEN namanya!Seketika itu saya langsung searching untuk mencari tahu lebih dalam tentang tehnik tersebut,banyak artikel tentang tehnik ini,namun dari sekian banyak artikel yang saya baca,tidak disertakan daftar referensinya,padahal yang ingin saya tahu adalah pendapat para ahli tentang tehnik tersebut,jadi mohon maaf bilamana saya pun tidak mencantumkan daftar referensiinya.
Inilah kutipan saya tentang Tehnik SOFTEN tersebut.
  1. Apa itu tehnik SOFTEN
Tehnik SOFTEN ini awalnya adalah sebuah tehnik untuk memperlancar negosiasi dikalangan pebisnis dan negosiator bisnis,menurut Psykolog,bahwa ketika seorang negosiator bisnis menggunakan strategi tehnik SOFTEN dalam berkomunikasi dengan kliennya,mereka akan merasa nyaman dan merasa dihargai,dan outputnya tentu saja adalah sebuah keberhasilan dalam bernegosiasi.
2.Penjelasan tentang tehnik SOFTEN
  • Smille  (senyum)
         Bisakah anda tersenyum,wah...pekerjaan mudah itu,tapi pekerjaan mudah tersebut akan menjadi pekerjaan sulit bagi sebagian orang ,tapi yang sulit akan menjadi mudah mudah jika punya keinginan untuk belajar,mari belajar senyum,karena ketika guru menghadapi siswa dengan penuh senyum itu membawa aura sejuk,adem,ayem tentrem dikelas,imbasnya siswa bergairah,termotivasi dan antusias dalam belajar.Lihatlah dan rasakan ketika kita memasuki sebuah Bank atau pusat perbelanjaan yang begitu masuk sudah disambut dengan senyum dan kata sambutan yang ramah,mari kita aplikasikan,begitu masuk kekelas,kita kasih senyum dan sapaan yang ramah terhadap peserta didik,pasti hasilnya luar biasa,diluar ekspekstasi kita,peserta didik pun menyambut kita dengan ramah dan penuh kekeluargaan.
  •  Open Gesture (Terbuka)
   Jadilah seorang guru yang open gesture,artinya guru yang terbuka me n erima saran dan kritik,baik dari siswa maupun rekan kerja dan dari siapapun,terbuka dalam menyampakan materi,tebuka dalam berbicara dan eksprsif,tidak terkesan kaku dan killer,luwes dalam berbicara,gerak gerikair mukanya nampak,sehingga peerta ddik seolah sedang menyaksikan sebuah koreo drama yang mempesona dan membangkitkan minat siswa untuk terus mengikuti kegiatan pembelajaran hingga akhir proses,dan kangen untuk segera bertemu kembali.
  • Forward Lean (membungkuk kearah depan)
  Maksudnya,mari kita lihat dan peragakan dalam sebuah contoh cerita,ketika ada peserta didik bertanya,dekati dia,bungkukan sedikit badan kita,tatap dengan seksama sebagai bentuk perhatian penuh  kita akan pertanyaannya dan kesiapan kia mendengarkan apa yang akan peserta didik tanyakan.Mari kita evaluasi sikap kita selama ini ketija bertanya,apakah kita tetap mematung dikursi kehormatan kita,seolah sedang berbicara dengan terdakwa,atauataukah kita bangkit dari kursi dan melangkahkan kaki menuju sang penanya.
  •  Touch (Sentuh)    
Ingat,bukan sembarang menyentuh,kita harus selektif,hindari hal-hal yang dapat menimbulkan ekses persepsi negatif,misalkan ketika kita memberikan reward kepada siswa bisa kita sentuh secara simbol,misal dengan acungan jempol,kata-kata penghargaan seperti bagus,baik,dan sebagainya,atau bisa sambil menepuk bahunya,atau mengusap rambutnya,dengan catatan tersebut diatas,lakukan dengan tepat dan selektif.
  • Eye Contact (Kontak Mata)
  Pandang mata peserta didik kita dengan penuh kasih sayang,jangan tatap dengan penuh kebencian dan amarah,lakukan jangan berlama-lama,kurang lebih 3 detik,setelah itu bagi pandangan kita ke siswa yang lain atau ke benda lain dikelas,misal papan tulis,laptop,infokus atau laser point yang sedang kita pegang.
  •  Nod (Mengangguk)
 Bukan sembarang mengangguk,anggukan guru adalah tanda bahwa guru menyimak apa yang disampaikan peserta didik,bahwa guru mempedulikan apa yang disapaikan peserta didik,bahwa guru mendengar dan mengerti tentang apa yang diungkapkan siswa.
Itulah sekilas tentang tehnik SOFTEN yang saya sarikan dari berbagai sumber,mohon maaf jika banyak kekurangan,itu murni dari ucapan atau pendapat saya yang salah,untuk koreksi dan perbaikan,silahkan tulis dikolom komentar.
3. Apakah tehnik SOFTEN bisa diadopsi dalam kegiatan            pembelajaran?
Setelah mengetahui dan memahami tehnik SOFTEN,saya berpendapat bahwa tehnik SOFTEN layak di adofsi,diadaftasi dan diaplikasikan oleh guru didalam Kegiatan Belajar Mengajar,sebagai tehnik alternatif dikelas.
 4.Penutup
Kurang lebihnya mohon maaf,semofa bermanfaat!


  • Foto dokumen pribadi 


Senin, 20 November 2017

PENTINGKAH "BERMAIN" BAGI ANAK?


Mendengar kata bermain,terbayang sebuah kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak yang:
  1. Tidak bermanfaat
  2. Tidak berguna
  3. Tidak mendidik
  4. Membuang-buang waktu
  5. Dan pendapat negatif lainnya 
Tidak dipungkiri,bahwa aktivitas bermain itu ada yang berdampak positif ada juga yang berdampak negatif,disini peran orangtua sangat penting dalam membimbing dan mengarahkan anak,agar anak dapat melakukan aktivitas bermain yang edukatif dan bersampak positif bagi perkembangan anak itu sendiri.
A.Pengertian bermain
1.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bermain yaitu:
bermain/ber·ma·in/ v melakukan sesuatu untuk bersenang-senang: adiknya sedang - di taman;- air basah, - api letup, - pisau luka, pb tiap perbuatan atau pekerjaan ada akibatnya (risikonya);- akal mengenakan tipu daya; - api 1 melakukan permainan dengan api; 2 ki melakukan sesuatu yang berbahaya; 3 ki bermain cinta; bermain serong; - budibermain akal; - kayu main kayu; - muda berhubungan dengan wanita lain bukan istrinya; bermukah; bermuda;
2.Menurut para ahli

  • M.Hariwijaya(2009:103):Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara berulang-ulang demi kesenangan tanpa adanya tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
  • Garvey (2002:110),dalam salah satu tulisannya mengemukakan adanya lima pengertian yang berkaitan dengan bermain yaitu:
  1. Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dan memiliki miai positif bagi anak.
  2. Bermain tidak mempunyai tujuan ektrinsik,namun motivasinya lebih bersifat instrinsik.
  3. Bermain bersifat spontan dan sukarela,tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak.
  4. Bermain melibatkan peran aktif keikutsertaan anak
  5. Bermain memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain misalnya kemampuan kreatifitas,kemampuan memecahkan masalah,belajar bahasa,perkembangan sosial dan lain sebagainya.
3.Manfaat bermain

Jika pertanyaannya,"pentingkah bermain bagi anak?",jawabannya,"penting",karena bermain bagi anak adalah hak yang harus dipenuhi sesuai dengan tumbuh kembang anak,dan kata bermain itu sendiri tidak terlepas dengan kata permainan yang dilakukan oleh anak ketika bernmain,dan permainan merupakan aktivitas bermain anak yang mempunyai manfaat bagi anak,diantaranya?
  1.  Memahami dirinya dan temannya,ketika anak bermain,terjadi proses memahami dirinya sendiri dan memahami teman-teman disekitarnya,dalam proses pemahaman ini,anak akan belajar memahami:watak dan sifanya,watak dan sifat temannya,memahami bagaimana mengendalikan diri,serta kamph memahami situasi dan kondisi.
  2. Belajar memahami aturan,dalam sebuah permainan anak pun ya aturan main yang tidak tertulis dan wajib dipahami oleh mereka.
  3. Belajar saling menghargai,lihatlah ketika anak bermain kelereng,semua ada gilirannya,kapan dia harus menembak kelereng temannya,kapan giliran temannya menembak kelerengnya,semua berjalan begitu harmonis,tanpa adanya wasit yang mengatur,tapi teratur,karena semua pemain saling menghargai.
  4. Belajar lapang dada,karena yang namanya permainan,tentu akan ada yang menang dan kalah,disitulah managemen Fair Play tingkat dasar dibentuk,mereka lapang dada menerima kekalahan,lihatlah permainan "hadangan"dan "permainan balap bakiak".
  5. Menyehatkan Fisik,disadari atau tidak oleh anak,permainan dapat menyehatkan fisik anak dan tetap bugar,kita lihat contoh permainan "galah asin" atau "hadangan","Bancakan",atau permainan "Rebon",yang memerlukan olah fisik,karena harus berlari,meloncat dan sebagainya.u
  6. Belajar bekerjasama,lihatlah permainan "Endog-endogan" dan "permainan oray-orayan",permainan tersebut memerlukan kerjasama Team yang solid untuk dapat memenangkan pertandingan.
  7. Mengembangkan kecerdasan emosi atau Emotional Quotion (EQ),yaitu kemampuan seseorang untuk menerima,menilai,mengelola,serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain disekitarnya,lihatlah ketika anak bermain layang-layang,kecerdas EQ mereka dilatih sejak pembuatan hingga menerbangkannya,berjuang dengan penuh sabar,lari sana lari si mencari arah angin hingga berhasil menerbangkn layangannya.
  8. Mengembangkan jecerdasan intelektual atau Intelegence Quotient (IQ),lihatlah ermainan congklak,dalam permaianan tersebut diperlukan kecerdasn intelektual agar anak dapat mengumpulkan lebih banyak biji dari lawan mainnya.
  9. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi anak,ketika anak melakukan aktifitas bermain,suda dipastikan mereka berkelmpok dan dilakukan dengan masal,saat itulah mereka bersosialisasi dengan teman barunya.
  10. Menghindarkan anak menjadi asosial,anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mampu bergaul dengan irang lain,supel dan mudah bersosiaisasi.
Banyak sekali manfaat positif dari aktivitas bermain,mari beri waktu seluas-luasnya kepada anak,ugas kita sebagai orangtua adalah:
  1. Beri pemahaman tentang bagaimana memanage waktu,kapan saatnya bermain,kapan saatnya belajar.
  2. Bimbing dan awasi ketika anak bermain
  3. Bawei untuk selalu mengingatkan anak agar tidak lupa waktu ketika bermain
  4. Arahkan anak kita dalam bermain agar permainannya menjadi permainan yang edukatif.



Daftar Rujukan

  1. https://kbbi.web.id/bemain
  2. http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/pengertian-bermain-konsep-pendidikan.html diakses 19 November 2017