"Roker,juga...manusia,punya rasa punya hati!"
Masih ingat kan cuplikan lirik lagu diatas?,stt...andai pun tidak ingat,tidak apa-apa,saya tidak bermaksud tes ingatan yang berhubungan dengan lagu tersebut.saya cuma ingin sedikit memplesetkan liriknya (izin ya...mas-mas SEURIEUS BAND),liriknya sedikit saya plesetkan seperti ini:"Guru,juga...manusia,punya rasa punya hati!",begitu....
Kemana sih,arah pemikiran saya yang ada hubungannya dengan lirik diatas?
Maksudnya,begini:
Bahwa guru juga sosok manusia,sama seperti manusia lainnya yang mempunya RASA,rasa apa sajakah itu?
- Rasa Sayang,itu sudah seharusnya,guru menyayangi muridnya,tentu dalam kapasitas sebagai guru dan peserta didik.
- Rasa Marah nah...ini yang akan kita bahas,diakui atau tidak,sesekali rasa ini hadir dan mendominasi perasaan kita sebagai manusia,rasa marah hadir ketika dalam sebuah kegiatan,baik didalam KBM maupun diluar KBM,menemukan suatu permasahan yang berhubungan dengan KBM,misalnya:
- Ada peserta didik yang susah....memahami materi pelajaran yang kita sampaikan,sudah berbagai metode,pendekatan dan cara dilakukan agar paham dan mengerti,namun,tetap...saja belum paham dan mengerti,disitulah kesabaran kita sebagai guru diuji dan dicoba melalui peserta didik tersebut,jika ditinjau dari sisi kemanusiaan kita,rasanya ingin gimana....gitu kan,tidak usah dijelaskan,bagaimana perasaan yang mencoba mempengaruhi sisi kemanusiaan guru,ketika menghadapi dan menemukan masalah seperti itu.
- Ada peserta didik yang susah...dinasehatin,maunya ribut dan bi kin ulah,baik dikelas maupun diluar kelas,diam sebentar setelah itu,ribut...lagi,sekali lagi tidak usah dijelaskan,bagaimana perasaan gimana....gitu kan,tidak usah dijelaskan,bagaimana perasaan yang mencoba mempengaruhi sisi kemanusiaan guru,ketika menghadapi dan menemukan masalah seperti itu.
Itu sebagian contoh kecil permasalahan dikelas,yang dapat memicu sisi kemanusiaan guru,untuk MARAH,bukan berarti guru tidak boleh marah,hanya harus bisa memanage rasa marah,bukan guru tidak boleh bersabar,hanya harus agak luas memberi space atau ruang kesabaran,agar dapat menampung lebih banyak rasa sabar dalam menghadapi permasalahan dikelas.
Dan,inilah pantangan guru ketika rasa marah itu menghampiri:
- Jika rasa marah itu menghampiri,janganlah sekalii-kali berkata kasar,karena ketika kata-kata kasar itu diucapkan akan berakibat negatif pada siswa,anak-anak akan tersakiti secara Psykhis, hati dan perasaannyapun terluka.
- Jika rasa marah itu datang,janganlah sekali-kali kita membelalakan mata,menaikan volume suara kita serta menunjuk-nunjuk para siswa,karena dihawatirkan mereka bisa menjadi takut,menurunkan mental,dan merasa diintimidasi.
- Jika rasa marah itu mendominasi perasaan dan akal sehat kita,janganlah sekali-kali ringan tangan kepada siswa karena ditakutkan para siswa tersakiti secara pisik,dan dihawatirkan kita lepas kendali sehingga terjadilah sesuatu yang tidak kita harapkan.
Mungkin ada yang complain seperti itu,ketika selesai membaca artikel ini.
Sekali lagi saya kemukakan,bahwa guru tidak dilarang marah,akan tetapi guru harus pandai memanage atau mengelola perasaan,agar kemarahan tersebut tidak menjadi sesuatu yang menyebabkan peserta didik tersakiti,baik secara Pisik maupun secara Psykhis,kemarahan bukanlah bagian dari pendidkan,karena ketika kita marah,secara tidak langsung,kita telah mendidik siswa kita menjadi sosok yang pemarah,karena apa yang dilihat,dirasa dan didengar oleh siswa,itulah pendidikan,oleh karena itu,mari kita berikan rasa aman,perlihatkan pemandangan yang menyejukan dikelas,serta berilah ucapan dan perbuatan yang baik,agar siswa kita selalu mendengar hal-hal baik,yang pada akhirnya,para siswa menduplikasi sifat dan tabiat baik dari bapak dan ibu gurunya,sehingga terbentuklah karakter baik dalam diri para siswa,kemarahan hanya akan melahirkan kebencian,dan pembentukan karakter yang dibentuk dan diukir diatas kemarahan,hanya akan melahirkan kesia-siaan,mari bentuk karakter para siswa dengan penuh kasih sayang.
Demikian,kurang lebihnya mohon maaf,semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar