Sabtu, 13 Januari 2018

MENYALAHKAN TANPA MENJATUHKAN

Dalam keseharian pelaksanaan tugas guru,akan selalu dihadapkan pada pelaksanaan penilaian atau evaluasi,baik ketika selesai melaksanaan KBM (Ulangan Hari,UTS maupun UAS/PAS dan UKK/PAT),tentu sudah menjadi tugas bapak ibu guru,hasil-hasil evaluasi tersebut untuk dikoreksi atau diperiksa,lalu dianalis,kemudian diambil tindakan sesuai hasil analisis,apakah perbaikan atau Remedial ataukah masuk program pengayaan.
Ketika kita sedang melaksanakan tugas Koreksi pekerjaan siswa itulah,kita menemukan hal-hal diluar konsep atau hal-hal yang bertentangan dengan materi pelajaran yang disampaikan,sehingga bapak ibu guru harus menjatuhkan vonis salah atau benar,atas hasil kerja peserta didiknya.
Dalam hal menjatuhkan vonis salah dan benar itulah terkadang menjadi dilematis,maka perhatikanlah hal-hal berikut ini,sebelum kita membuat keputusan untuk menyatakan benar atau salah terhadap siswa,yaitu:
  1. Koreksi hasil pekerjaan siswa dengan teliti,benar atau salahnya,sesuai atau tidaknya dengan konsep yang ada,karena jika kita tidak teliti dalam memberikan koreksi,dihawatirkan menjadi bahan protes dan keluhan dari orangtua siswa,karena orangtua wajib diberi tahu atas hasil koreksi kita,untuk itulah lembar kerja evaluasi siswa yang telah dikoreksi,dibagikan kepada siswa dan siswa memberitahukannya kepada orangtuanya dirumah,untuk dikoreksi kembali,dengan demikian andai ada konsep yang tidak nyambung dengan pemahaman orangtua siswa,segera mendapatkan konfirmasi,koreksi,dan masukan yang dapat dimengerti dan dipahami oleh kedua belah pihak,jika sudah saling memahami maka antara orangtua dan guru,akan terjalin sebuah simbosis mutualisme,orangtua dapat membimbing anaknya dirumah melanjutkan bimbingan bapak ibu gurunya disekolah.
  2. Hasil koreksi atas pekerjaan siswa,siswa harus kita respon dengan memberikan Reward maupun Punishment:
  • Memberikan Reward atau penghargaan kepada siswa yang telah mencapai prestasi puncak dikelasnya ataupun telah memahami materi pelajaran yang disampaikan Tidaklah harus selalu dengan memberikan piala bergilir atau sesuatu yang harus dibeli dengan biaya mahal,memberikan pujian pun,yang disampaikan guru dengan ikhlas adalah sebuah penghargaan yang beiitu berkesan dihati siswa,timbul kebanggaan (bukan kesombongan),karena menjadi seseorang dikelasnya.
  • Memberikan Punisment (hukuman),jauh lebih berat dari sekedar memberi pujian,karena banyak hal yang harus diperhatikan,misalnya:
  1. Pemilihan kata yang tepat jika hukuman yang diberikan itu dalam bentuk kata-kata,kita harus meperhatikan,agar kata yang diucapkan itu:Tidak menyinggung ego siswa,Tidak menyakiti perasaan siswa,tidak lantas menjatuhkan mental siswa.
  2. Ucapkan kata yang tepat jika kita menemukan sesuatu yang salah diluar konsep,misalnya:"Jawaban yang Nanda tulis,ini KURANG TEPAT bukan  dengan redaksi seperti berikut:"Jawaban yang Nanda tulis ini,SALAH!"
  3. Hindari menuliskan pesan atas hasil koreksi kita dengan warna ballpaint  yang tidak disukai,karena ada yang mengasosiasikan warna dengan karakter dan sifat,misalnya,bahwa warna merah melambangkan kemarahan,bahwa warna merah  memunculkan kesan negatif serta berdampak psychologis pada diri siswa,terlepas dari ada atau tidak ada penjelasan ilmiahnya,maka tidak ada salahnya jika kita hindari penggunaan warna merah,dan menggunakan saja warna yang lain,sebagai bentuk apresiasi kita terhadap aspirasi orangtua siswa yang tidak begitu suka dengan penggunaan warna merah pada hasil koreksi pekerjaan siswa.
Jadi,mari hindari "Menyalahkan hasil kerja siswa yang dapat menjatuhkan semangat belajar siswa!"
Koreksi yang kita berikan harus mempunyai:

  1. Tujuan yang jelas
  2. Mengangkat semangat belajar siswa bukan malah menjatuhkan semangat siswa
  3. Memotivasi bukan mengintimidasi
  4. Membina bukan menghina
  5. Mendidik bukan membidik
Demikian,terimakasih,kurang lebihnya mohon maaf,semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar